Para pemilih di Guinea Bissau menuju tempat-tempat pemungutan suara hari Minggu ini untuk memilih seorang presiden baru.
Negara kecil di Afrika barat itu telah mengalami kediktatoran, tiga kali kudeta dan pembunuhan presiden tahun 2009 sejak memperoleh kemerdekaan dari Portugal tahun 1974. Belum ada seorang presiden terpilih yang telah menjabat selama lima tahun penuh sejak Guinea Bissau merdeka.
Tantangan yang dihadapi kesembilan kandidat presiden adalah bagaimana mengatasi penggunaan pulau-pulau di negara itu sebagai titik pengiriman untuk perdagangan kokain.
Di antara kandidat terdepan dalam pemilihan presiden itu termasuk mantan presiden Kumba Yala, yang digulingkan dalam kudeta tahun 2003.
Kandidat unggulan lainnya adalah Carlos Gomes Junior dari Partai Afrika bagi Kemerdekaan Guinea dan Cape Verde yang memerintah, yang mengundurkan diri sebagai Perdana Menteri untuk ikut mencalonkan diri sebagai presiden.
Pemenang pemilihan ini akan menggantikan Presiden Malam Bacai Sanha, yang meninggal bulan Januari lalu setelah lama menderita sakit.
Puluhan pemantau internasional akan memantau pemungutan suara itu.