Petugas Pos Pengamatan Gunung Api Sinabung, Muhammad Nurul Asrori, menjelaskan erupsi gunung vulkanis tertinggi di Sumut itu mengalami erupsi pada pukul 01.58 WIB, Sabtu (8/8) dengan tinggi kolom abu kurang lebih 2.000 atau 4.460 meter di atas permukaan laut.
Kolom abu teramati berwarna kelabu hingga coklat dengan intensitas sedangcondong ke arah timur. Erupsi ini terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 120 milimeter dan durasi kurang lebih 1 jam 44 detik. Namun, erupsi ini tak disertai dengan guguran awan panas.
"Dengan arah angin ke timur tenggara. Tremor sampai sekarang masih berlanjut. Masih keluar abu. Terekam tremor di seismik. Puncak untuk visual belum bisa terpantau karena tertutup kabut," kata Asrori saat dihubungi VOA, Sabtu (8/7) pagi.
Asrori menambahkan saat ini Gunung Sinabung berada pada status level tiga atau siaga. Masyarakat diminta agar tidak melakukan aktivitas pada desa-desa yang sudah direlokasi, serta lokasi di dalam radius tiga kilometer dari puncak Gunung Sinabung.
"Masyarakat agar mematuhi rekomendasi dari kami dan juga terjadi hujan abu untuk selalu memakai masker serta pelindung mata," ucapnya.
Masih kata Asrori, masyarakat yang berada dan bermukim di dekat sungai-sungai yang berhulu di Gunung Sinabung agar tetap waspada terhadap bahaya lahar.
"Selalu waspada apabila terjadi hujan lebat di sekitaran gunung Sinabung karena itu bisa menimbulkan potensi banjir lahar," imbaunya.
BPBD Karo: Abu Vulkanik Selimuti Beberapa Daerah
Sementara itu pelaksana tugas Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Karo, Natanail Perangin-angin, mengatakan akibat erupsi Gunung Sinabung beberapa kecamatan dihujani abu vulkanik, seperti Naman Teran, Dolat Rayat, dan daerah wisata Berastagi. Namun, Desa Gung Pinto di Kecamatan Naman Teran menjadi titik terparah yang terpapar abu vulkanik.
"Kami sudah mengerahkan petugas damkar untuk menyiram titik-titik terparah yang terpapar abu vulkanik. Kami juga sedang mempersiapkan masker untuk dibagikan ke masyarakat sekitar Gunung Sinabung yang terdampak abu vulkanik," ungkapnya kepada VOA. [aa/em]