Calon Presiden terpilih Joe Biden untuk memimpin badan intelijen AS, Avril Haines, Selasa (19/1) berjanji untuk "menyampaikan kebenaran kepada pihak berkuasa" dan menjauhkan politik dari badan-badan intelijen untuk meyakinkan pekerjaan mereka dapat dipercaya.
“Dalam hal intelijen, tidak ada ruang untuk politik - senantiasa,” Haines mengemukakan kepada Komite Intelijen Senat AS.
Haines, mantan wakil direktur CIA dan mantan wakil penasihat keamanan nasional pada masa pemerintahan Obama, akan memasuki jabatan sebagai direktur intelijen nasional, atau DNI. Di masa pemerintahan Trump badan intelijen berulang kali ditekan dan sejumlah pejabat intelijen dipaksa berfungsi sesuai dengan keinginan presiden dari Partai Republik tersebut.
Pemimpin komite dari Partai Republik, Marco Rubio dari Florida dan Mark Warner dari Demokrat asal Virginia, keduanya mengindikasikan harapan pada Haines untuk memperoleh konfirmasi dari Kongres.
Senator Mark Warner menyatakan selama empat tahun pemerintahan Trump, beberapa pejabat badan intelijen yang bersedia mengungkapkan kebenaran telah "difitnah, dipindah-tugaskan, dipecat atau dihukum."
Sidang dengar Haines itu dimulai dengan serangkaian dengar pendapat konfirmasi Senat hari Selasa (19/1), termasuk calon-calon yang ditunjuk Biden untuk memimpin Departemen Luar Negeri, Pentagon, dan Departemen Keamanan Dalam Negeri dan juga Departemen Keuangan. Sementara sebagian besar calon-calon itu tidak mungkin dikonfirmasi pada saat Biden diambil sumpahnya pada Rabu siang, beberapa nominasi mungkin mendapatkan konfirmasi dalam beberapa hari mendatang. [mg/jm]