Menteri Luar Negeri Haiti Jean Victor Geneus, Rabu (26/4) mengintensifkan permintaan pemerintahnya bagi bantuan internasional untuk mengatasi cengkeraman geng-geng bersenjata yang meneror ibu kota, Port-au-Prince, dan sebagian besar daerah di negara pulau tersebut.
Geneus mengatakan kepada Dewan Keamanan PBB bahwa Haiti dalam bahaya dan sangat membutuhkan bantuan masyarakat internasional untuk membantunya melewati pergolakan tersebut.
Geneus mengatakan, “Pemerintah mengandalkan bantuan internasional yang kuat untuk Polisi Nasional. Pengerahan pasukan internasional tetap penting untuk mengakhiri kekerasan dan pelanggaran hak asasi manusia, memulihkan supremasi hukum, dan menciptakan kondisi yang kondusif untuk menyelenggarakan pemilu yang kredibel.”
Polisi Haiti sendiri hari Rabu bertekad untuk menindak kekerasan geng yang tak henti-hentinya yang telah melumpuhkan sebagian besar daerah di ibu kota Haiti, dan meminta warga Haiti agar berhenti main hakim sendiri dengan melakukan pembunuhan mengerikan.
Imbauan itu dikeluarkan setelah massa yang marah pada Senin lalu membunuh sedikitnya 13 tersangka anggota geng yang ditangkap polisi.
Video dan foto yang diunggah` di media sosial menunjukkan lebih banyak lagi yang tewas setelah mereka dilempari batu dan dibakar.
“Jika mendengar sesuatu, tolong beritahu polisi,” kata Garry Desrosiers, juru bicara Polisi Nasional Haiti, pada konferensi pers. “Jangan main hakim sendiri,” lanjutnya.
Desrosiers mengatakan polisi dikerahkan dan bahwa operasi antigeng akan berlanjut sementara ia mendesak orang-orang untuk menghubungi polisi jika mereka melihat aktivitas yang tidak biasa atau orang-orang tak dikenal berada di lingkungan mereka.
PBB memperkirakan kawanan penjahat kini menguasai 80 persen wilayah Port-au-Prince sementara pelanggaran hukum meningkat sejak pembunuhan Presiden Jovenel Moïse pada Juli 2021.
Lebih dari 11 juta orang tinggal di Hati, di mana diperkirakan tujuh koalisi geng besar dan sekitar 200 grup afiliasinya beroperasi. [uh/lt]
Forum