Departemen Kehakiman dapat merilis laporan penyelidikannya secara terbuka mengenai kasus campur tangan Presiden terpilih Donald Trump dalam pemilu 2020, kata seorang hakim federal pada hari Senin (13/1) dalam keputusan terbaru sengketa pengadilan atas dokumen yang sangat dinanti-nantikan beberapa hari sebelum Trump dilantik menjadi presiden.
Namun, perintah sementara yang melarang perilisan laporan tersebut masih berlaku hingga Selasa (14/1), dan sepertinya perintah hakim federal Florida Aileen Cannon tidak akan menjadi keputusan terakhir dalam masalah ini. Pengacara pembela mungkin akan menentangnya hingga ke Mahkamah Agung.
Hakim Cannon sebelumnya untuk sementara waktu telah menghalangi departemen tersebut merilis seluruh laporan penyelidikan Jaksa Khusus kasus itu, Jack Smith terhadap Trump yang mengarah ke dua kasus kriminal yang terpisah. Perintah terbaru Cannon pada hari Senin (13/1) membuka jalan untuk merilis bagian dokumen pada kasus campur tangan pemilihan 2020 Trump.
Dia menetapkan sidang dengar pendapat pada hari Jumat tentang apakah departemen dapat merilis kepada anggota parlemen tentang kasus dokumen rahasia Trump. Departemen tersebut mengatakan tidak akan mengungkapkan laporan tersebut kepada publik selama proses pidana terhadap dua terdakwa Trump masih tertunda.
Smith mengundurkan diri dari jabatannya pada hari Jumat setelah mengirimkan laporannya kepada Jaksa Agung Merrick Garland. Departemen Kehakiman mengungkapkan hal itu dalam sebuah catatan dalam pengajuan pengadilan pada akhir pekan.
Keputusan tersebut, jika tetap berlaku, dapat membuka pintu bagi publik untuk mengetahui rincian tambahan dalam beberapa hari mendatang tentang upaya panik Trump yang pada akhirnya gagal untuk mempertahankan kekuasaan menjelang pemberontakan 6 Januari 2021 di Capitol.
Tetapi meskipun Cannon mengizinkan perilisan laporan tentang campur tangan pemilu, dia menghentikan Departemen Kehakiman untuk segera membagikan bagian laporan terpisah yang terkait dengan penimbunan dokumen rahasia Trump di kediaman Mar-a-Lago di Palm Beach, Florida, kepada para pejabat Kongres.
Para pengacara dari dua terdakwa lainnya bersama presiden terpilih dari Partai Republik tersebut, yaitu Walt Nauta petugas parkit Trump dan manajer properti Mar-a-Lago, Carlos De Oliveira, berpendapat bahwa perilisan laporan tersebut akan merugikan mereka karena proses hukum terhadap mereka masih berlangsung dalam bentuk banding Departemen Kehakiman atas pembatalan dakwaan oleh Cannon.
Sebagai kompromi, Departemen Kehakiman mengatakan bahwa mereka tidak akan mempublikasikan dokumen tersebut, tetapi akan membagikannya kepada pejabat kongres terpilih untuk ditinjau secara pribadi. Namun, Cannon menghentikan rencana tersebut dan malah menjadwalkan sidang dengar pendapat pada Jumat sore.
“Semua pihak setuju bahwa Jilid II secara tegas dan langsung menyangkut proses pidana ini,” tulisnya.
“Semua pihak juga tampaknya setuju bahwa publikasi Jilid II tidak sesuai dengan hak-hak peradilan yang adil bagi terdakwa Nauta dan De Oliveira dan Kebijakan Departemen Kehakiman yang mengatur pelepasan informasi selama proses pidana masih berlangsung.” [my/jm]
Forum