Kelompok militan Palestina Hamas pada Sabtu (3/1) mengutuk serangan Amerika Serikat (AS) di Irak dan Suriah. Mereka menyebut Washington telah menuangkan “minyak ke dalam api” di Timur Tengah.
AS “bertanggung jawab penuh atas dampak serangan agresif terhadap Irak dan Suriah,” kata kelompok itu dalam sebuah pernyataan.
“Mereka yang menuangkan minyak ke dalam api, kami jamin bahwa kawasan ini tidak akan menemukan stabilitas, atau perdamaian sampai agresi Zionis (Israel), kejahatan genosida dan pembersihan etnis rakyat Palestina di Jalur Gaza berhenti.”
AS melancarkan serangan udara terhadap kelompok bersenjata yang didukung Iran di Irak dan Suriah. Presiden Joe Biden bertekad akan melakukan lebih banyak serangan, sebagai pembalasan atas serangan pesawat tak berawak yang menewaskan tiga tentara AS di Yordania pada Minggu.
Militer AS mengatakan pihaknya menyerang total 85 sasaran di tujuh lokasi berbeda di Suriah dan Irak.
Serangan tersebut menewaskan sedikitnya 23 pejuang pro-Iran di Suriah, kata pemantau perang Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia. Di Irak, serangan itu menewaskan 16 orang, termasuk warga sipil, kata pemerintah Baghdad.
Pasukan AS dan sekutunya diserang lebih dari 165 kali di Irak, Suriah, dan Yordania sejak pertengahan Oktober oleh kelompok bersenjata dukungan Iran. Kelompok tersebut marah atas dukungan AS terhadap Israel dalam perang di Gaza.
Perang tersebut pecah setelah Hamas menyerang Israel pada 7 Oktober yang mengakibatkan kematian lebih dari 1.160 orang, sebagian besar warga sipil, menurut penghitungan AFP berdasarkan angka resmi Israel.
Sebagai tanggapan, Israel melancarkan serangan udara, darat dan laut di Gaza yang menewaskan sedikitnya 27.238 orang, mayoritas adalah perempuan, anak-anak dan remaja, menurut Kementerian Kesehatan di wilayah yang dikelola Hamas. [ah]
Forum