Hampir 80 anak perempuan diracun dan dirawat di rumah sakit dalam dua serangan terpisah di sekolah dasar di mana mereka belajar di Afghanistan utara, kata seorang pejabat pendidikan setempat, Minggu (4/6).
Kejadian ini diperkirakan sebagai serangan pertama semacamnya sejak Taliban berkuasa pada Agustus 2021 dan mulai menindak hak dan kebebasan perempuan dan anak perempuan Afghanistan.
Anak perempuan dilarang mengikuti pendidikan di atas kelas enam, temasuk universitas, dan perempuan dilarang dari sebagian besar pekerjaan dan ruang-ruang publik.
Pejabat pendidikan mengatakan orang yang merancang peracunan itu memiliki dendam pribadi tetapi tidak menjelaskan lebih jauh.
Serangan itu terjadi di provinsi Sar-e-Pul pada hari Sabtu dan Minggu.
Hampir 80 siswi diracun di distrik Sangcharak, kata Mohammad Rahmani, kepala dinas pendidikan provinsi. Ia mengatakan 60 siswi diracuni di Sekolah Naswan-e-Kabod Aab dan 17 lainnya diracun di Sekolah Naswan-e-Faizabad.
“Kedua sekolah dasar itu berdekatan dan menjadi sasaran secara berurutan,” katanya kepada kantor berita Associated Press. “Kami memindahkan para murid ke rumah sakit dan sekarang mereka semua sudah baik”. Departemen pendidikan sedang menyelidiki kejadian itu dan penyelidikan awal menunjukkan bahwa seseorang yang dendam membayar pihak ketiga untuk melakukan serangan peracunan itu, kata Rahmani.
Ia tidak memberikan informasi tentang bagaimana anak-anak perempuan itu diracun atau sifat luka mereka. Rahmani tidak menyebutkan usia para siswa tetapi mengatakan mereka duduk di kelas 1 sampai 6.
Negara tetangganya, Iran telah diguncang oleh gelombang peracunan, kebanyakan di sekolah perempuan, sejak November lalu. Ribuan siswi mengaku jatuh sakit mengisap asap berbahaya dalam insiden tersebut. Tetapi belum ada kabar tentang siapa yang mungkin berada di balik insiden tersebut atau jika ada, bahan kimia yang digunakan. [my/jm]
Forum