Harga-harga saham di China jatuh lagi hari Selasa (25/8), tetapi tidak semerosot kejatuhan 8 persen sehari sebelumnya.
Harga-harga saham dalam indeks Shanghai turun lebih dari 6 persen pagi harinya, tetapi menjelang tengah hari pulih sebagian menjadikan penurunan kira-kira 4 persen.
Di negara lain di Asia, pasar bangkit kembali hari Selasa dari kejatuhan global yang terjadi Senin karena kekhawatiran akan pertumbuhan ekonomi China yang goyah menurunkan harga saham dan minyak.
Indeks Nikkei di Jepang turun kira-kira 4 persen pada waktu bursa buka, tetapi naik kembali kira-kira 1 persen pada sore hari. Di Hong Kong, indeks Hang Seng naik lebih dari 1 persen.
Kejatuhan hari Senin juga melanda pasar-pasar Amerika, yang mengalami hari yang rawan sebelum bursa tutup dengan penurunan kira-kira 3,6 persen.
Para pakar mengatakan keadaan pasar saham tersebut disebabkan koreksi utama setelah harga-harga saham hampir naik tiga kali lipat sejak tahun 2009. Joshua Brockwell dari Azzad Asset Management mengatakan koreksi berfungsi seperti mekanisme pengoreksi sendiri yang memastikan saham diberi harga yang wajar.
Ia mengatakan koreksi mungkin mengkhawatirkan investor, tetapi ini adalah perubahan yang sehat bagi ekonomi yang membantu menjaga harga-harga saham tidak terlalu tinggi.
Harga-harga komoditas juga jatuh Senin, dengan harga minyak mentah turun lebih 4 persen menjadi harga yang paling rendah dalam lebih dari enam tahun.
Ekonomi China yang tumbuh pesat telah menjadi pasar utama bagi komoditas dan semua jenis barang selama bertahun-tahun.