Tautan-tautan Akses

Harga Melonjak, Pedagang Daging Ayam Mogok Berjualan


Seorang pedagang daging ayam di Pasar Kosambi Bandung merapikan lapak tempatnya berjualan, sebelum memulai aksi mogok berjualan (foto: VOA/Wulan)
Seorang pedagang daging ayam di Pasar Kosambi Bandung merapikan lapak tempatnya berjualan, sebelum memulai aksi mogok berjualan (foto: VOA/Wulan)

Setelah beberapa waktu lalu harga daging sapi meroket, kini giliran harga daging ayam yang mengalami lonjakan tinggi. Pedagang daging ayam di seluruh pasar tradisional Kota Bandung melakukan aksi mogok berjualan mulai Kamis (20/8) pukul 12.00 siang kemarin.

Aksi tersebut menyusul adanya surat edaran dari Persatuan Pedagang Warung dan Pasar Tradisional atau Pesat Jawa Barat, agar seluruh pedagang ayam potong menghentikan aktivitas penjualan hingga hari Minggu (23/8) nanti.

Aksi mogok berjualan ini dilakukan akibat tingginya harga daging ayam di pasaran yang melonjak hingga Rp 45 ribu per kilogram. Selain harganya yang tinggi, para pedagang pun kini mengaku sulit mendapatkan pasokan ayam dari bandar karena stok yang sangat terbatas.

Jika pada biasanya harga ayam potong di tingkat pedagang eceran berkisar antara Rp 26 ribu hingga Rp30 ribu per kilogram, saat ini harganya melonjak hingga Rp 45 ribu per kilogram.

Para pedagang maupun pembeli sama-sama mengeluhkan kenaikan harga yang sudah berlangsung hampir dua bulan ini. Selain harganya yang melambung, para pedagang juga kini kesulitan untuk mendapat pasokan ayam dalam jumlah banyak karena stok dari bandar sangat terbatas. Akibatnya, para pedagang pun merugi. Atas dasar itulah para pedagang ayam potong melakukan aksi mogok berjualan.

Agus, seorang pedagang ayam potong mengatakan, “Pemecahan rekor sekarang harga ayam segitu. Biasanya kan kalau habis lebaran itu (harga daging ayam) kurang dari Rp30 ribu (per kilogram), antara Rp 27 ribu sampai Rp28 ribu. Itu yang normal harga ayam. Sekarang mah sudah nggak normal.”

Sementara, Utet pedagang lainnya mengatakan, “Ya tuntutan sebagai pedagang ke pemerintah ya bisa segera diturunkan (harganya) lah. Kalau misalkan mahal kan kasihan pedagang, nggak bisa jual.”

Ketua Persatuan Pedagang Warung dan Pasar Tradisional (Pesat) Jawa Barat, Usep Iskandar mengatakan, pemerintah seharusnya melakukan pengawasan yang ketat terhadap mata rantai perdagangan ayam, khususnya di tingkat bandar dan distributor.

Pasalnya, menurut Usep, disinyalir ada permainan mafia di balik kelangkaan dan mahalnya harga daging ayam saat ini. Menurutnya, harga daging ayam yang melonjak hingga Rp45 ribu per kilogram sudah tidak wajar. Oleh karena itu, melalui surat edaran pihaknya menginstruksikan seluruh pedagang ayam potong di seluruh pasar tradisional Kota Bandung untuk mogok berjualan mulai Kamis (20/8) hingga hari Minggu (23/8) mendatang.

“Intinya bagaimana daya beli lemah di pasaran yang mengakibatkan penurunan omset para pedagang ayam dan terjadi kelangkaan (pasokan) ayam bisa teratasi. Inilah aspirasi lembaga yang menampung aspirasi para pedagang ayam yang menjadi kekisruhan selama ini. Meminta keadilan, meminta kesetaraan ekonomi, dan kedaulatan ekonomi yang ada di pasar tradisional, khususnya pedagang ayam,” tutur Usep.

Sementara itu, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Barat, Feri Sofwan mengatakan, pemerintah akan mengkaji kelangkaan dan ketidakstabilan harga daging ayam di pasaran. Bahkan, dalam waktu dekat pemerintah melalui Badan Urusan Logistik (Bulog) akan melakukan operasi pasar daging ayam, untuk kembali menstabilkan harga.

“OP adalah bagian dari fasilitasi pemerintah, Operasi Pasar. Itu yang akan kita bahas dengan teman-teman Divre Bulog. OP (Operasi Pasar) akan jalan apabila ada mogok berjualan. Itu pilihan sebenarnya. OP bisa dihentikan apabila mogok tidak jadi,” ujar Feri Sofwan.

Meski harus menanggung kerugian dan tidak mendapatkan pemasukan uang selama melakukan aksi mogok berjualan, para pedagang ayam potong tetap akan melakukan aksi mogok tersebut sampai pemerintah benar-benar memperhatikan nasib mereka.

Recommended

XS
SM
MD
LG