Presiden Prancis Emmanuel Macron menjamu Wakil Presiden Amerika Serikat Kamala Harris dalam sebuah pertemuan di Istana Elysee pada Rabu (10/11) di mana agenda dari pertemuan tersebut mencakup pembahasan mengenai dampak perubahan iklim, ekonomi, kesehatan global, dan masalah rantai pasokan.
Perjalanan Wakil Presiden AS ke Prancis ini merupakan langkah terbaru yang dilakukan oleh negara adidaya tersebut dalam upayanya memperbaiki hubungan dengan Prancis, yang merupakan sekutu lama AS, yang memburuk dalam beberapa waktu terakhir.
Sebelum memasuki Istana Elysee untuk menghadiri pembicaraan pada Rabu (10/11) malam, Harris menjawab, “Saya suka Paris,” ketika ditanya oleh seorang reporter apakah dia perlu menebus "kesalahan" yang dilakukan oleh AS.
Hubungan antara kedua negara merosot ke titik terendah dalam sejarah pada September ketika Australia membatalkan kesepakatan senilai $65 miliar untuk membeli kapal selam tradisional dari Prancis demi kesepakatan baru lainnya di mana Australia akan membangun kapal selam nuklir dengan bantuan Amerika Serikat dan Inggris.
Seorang pejabat senior pemerintah AS mengatakan kepada wartawan pada Selasa (9/11) bahwa pertemuan bilateral itu penting karena hubungan AS dengan Prancis adalah hubungan global. Sumber tersebut juga menambahkan bahwa Prancis dan negara-negara sekutu lainnya di Eropa adalah kunci bagi masa depan Amerika Serikat.
Sebelum bertemu dengan Macron, Harris dan suaminya, Doug Emhoff, melakukan peletakan karangan bunga pada Rabu (10/11) di Taman Makam dan Tugu Peringatan Suresnes di luar Kota Paris untuk menandai peringatan Hari Veteran AS dan Hari Gencatan Senjata, yang memperingati berakhirnya Perang Dunia I.
Taman itu dibuat untuk menghormati para anggota pasukan Amerika yang tewas dalam kedua perang dunia dan di sana dimakamkan hampir 1.600 tentara Amerika.
Harris dan Macron selanjutnya akan mengambil bagian dalam upacara Hari Gencatan Senjata yang akan diperingati pada Kamis (11/11). [lt/ps]