Suasana haru mewarnai pidato Tahun Baru terakhir Kaisar Jepang Akihito sebelum turun takhta tahun ini. Dalam pidatonya dihadapan ribuan orang, Akihito mendoakan untuk perdamaian.
Istana Kekaisaran Jepang mengatakan lebih dari 114.600 orang mendatangi kediaman resmi kaisar pada Rabu (2/1), kantor berita AFP melaporkan. Jumlah itu masih bertambah karena warga masih berdatangan untuk melihat Kaisar berusia 85 tahun itu memberikan tradisi pidato tahunan.
Akihito akan menjadi Kaisar Jepang pertama yang turun takhta dalam dua abad pada saat dia mengakhiri secara resmi kekuasaan selama tiga dasawarsa pada 30 April nanti.
“Selamat Tahun Baru. Saya dengan tulus merasa senang merayakan tahun baru bersama Anda di bawah langit yang cerah,” kata Akihito kepada kerumunan massa yang melambaikan bendera Jepang dan meneriakkan “Banzai” yang artinya “Panjang Umur.”
“Saya berharap tahun ini akan menjadi tahun yang baik bagi sebanyak mungkin orang,” kata Akihito yang bertutur kata lembut. Akihito, yang mengenakan setelan jas warna gelap, didampingi oleh Permaisuri Michiko dan anggota keluarga lainnya.
“Saya berdoa untuk perdamaian dan kebahagian warga kita dan dunia,” katanya menambahkan.
Dalam pidato tahunan hari ini, Akihito diharapkan tampil sebanyak 5 kali untuk berpidato di hadapan sebanyak mungkin warga Jepang.
Pada pagi hari, massa yang datang meneriakkan “Terima kasih banyak,” saat Kaisar melambaikan tangan dan lainnya menyanyikan lagu kebangsaan. Seorang perempuan di barisan depan meneteskan air mata saat dia melihat ke arah balkon.
“Saya datang kemari bersama ibu saya untuk menyimpan kemunculan terakhirnya sebagai Kaisar dalam ingatan kami,” kata Yume Nishimura, seorang mahasiswi, saat dia mengantre untuk masuk ke istana.
“Saya ingin menyampaikan kepadanya bahwa kami menghargai kerja kerasnya untuk negara,” kata Nishimura kepada AFP.
Kazuo Iwasaki, seorang pensiunan berusia 68 tahun mengatakan: “Saya berharap dia bisa menghabiskan tahun-tahun setelah pensiun dalam kondisi sehat dan santai bersama Permaisuri Michiko.”
Putra Mahkota Naruhito akan naik Takhta Bunga Seruni sehari setelah ayahnya turun takhta dan melanjutkan kekuasaan keluarga kerajaan tertua di dunia.
Status Kaisar adalah menjadi isu sensitif di Jepang karena sejarah perang pada abad 20 yang dikobarkan oleh ayah Akihito, Hirohito. Hirohito meninggal pada 1989. [ft]