Federasi Palang Merah Dunia dan Komunitas Bulan Sabit Merah memperingatkan akan meningkatnya kelaparan, malnutrisi, dan penyakit yang ditularkan lewat air di Korea Utara, karena panen awal yang buruk.
Hasil panen yang ditunggu-tunggu di Korea Utara antara bulan Juni hingga September berkurang setengahnya karena kemarau di awal musim semi. Federasi Palang Merah Internasional melaporkan kerusakan pada tanaman memberikan dampak yang berat terhadap ribuan penduduk yang paling rentan.
Federasi mengatakan lansia, keluarga dengan anak kecil, ibu menyusui, mereka yang menderita penyakit kronis atau difabel sangat memerlukan bantuan.
Juru bicara Palang Merah, Matthew Cochrane, memberitahu VOA situasi kemanusiaan di beberapa komunitas di seluruh Korea Utara sangatlah kritis. Dia menyatakan, PBB memperkirakan lebih dari 40 persen penduduk, sekitar 11 juta orang, sangat membutuhkan bantuan pangan.
“Ini sudah dan tetap menjadi bencana darurat kemanusiaan yang tidak terdengar di dunia. Pekerjaan yang kita lakukan saat ini sebenarnya adalah mencoba membantu komunitas yang sangat rentan untuk bertahan hidup dalam beberapa minggu atau bulan kedepan, namun ini hanya setetes air di samudra, saya rasa dan lebih banyak lagi bantuan yang diperlukan,” ujar Cochrane.
Cochrance menjelaskan sebanyak 20 persen anak-anak di Korea Utara mengalami gizi buruk. Dia memperingatkan krisis pangan yang sedang berlangsung kemungkinkan dapat menaikkan tingkat malnutrisi dan penyakit yang disebarkan lewat air, seperti diare dan radang usus besar.
“Seringkali anda melihat kekeringan dimana, tampak jelas disana terjadi kekurangan air, air yang tersedia tercemar, tidak tepat untuk konsumsi manusia. Namun, orang-orang tidak memiliki pilihan kecuali meminum air tersebut. Jadi, dengan menyediakan air bersih, tidak hanya untuk tanaman namun juga manusia, kami berharap memperoleh nilai tambah dari meningkatnya hasil panen dan meningkatnya keamanan pangan. Juga membantu melindungi orang-orang dari penyakit yang menyebar melalui air,” imbuhnya.
Federasi Palang Merah meminta sedikitnya $500,000 untuk menyediakan bantuan penyelamatan jiwa bagi ribuan orang yang tinggal di komunitas-komunitas paling terkena dampak di Provinsi Phyongan Utara.
Menyadari parahnya situasi, federasi menjelaskan diperlukan tindakan cepat untuk menyelamatkan yang dapat diselamatkan dari gagal panen dan untuk memastikan bahwa orang-orang yang cadangan makanannya hampir habis tidak kelaparan. (pd/al)