Komisi pemilihan umum Pantai Gading diperkirakan pada hari Selasa (27/10) akan mengumumkan hasil pertama dari pemilu yang diperkirakan luas akan memperpanjang masa jabatan Presiden Alassane Quattara.
Komisi itu sudah memperkirakan partisipasi rakyat dalam pemilu hari Minggu itu kira-kira 80 persen, meskipun pihak LSM yang memantau mengatakan hanya 53 persen.
Koalisi Nasional untuk Perubahan yang beroposisi mengutarakan keraguan lebih jauh mengenai partisipasi tersebut, dengan mengatakan banyak waga Pantai Gading tinggal di rumah dan lebih sedikit dari 20 persen rakyat yang benar-benar memberikan suara.
Para calon oposisi menarik diri sebelum pemilu dan menuduh pelanggaran, seperti daftar pemilih yang kata mereka banyak orang terdaftar dua kali. Hari Minggu, beberapa TPS harus buka sampai malam setelah bahan-bahan pemungutan suara datang terlambat dan komputer tablet yang digunakan untuk memeriksa identitas rusak.
Tetapi para peninjau internasional, termasuk dari Uni Afrika dan blok Afrika Barat ECOWAS, mengatakan pemungutan suara itu bebas dan adil.
Pemilu itu dipandang sebagai ujian penting bagi negara tersebut setelah kekerasan purna pemilu lima tahun lalu yang menewaskan paling sedikit 3.000 orang.
Quattara mengatakan ia ingin menang dengan “KO pada ronde pertama.”
Tahun 2010, Quattara kalah dalam babak pertama terhadap Presiden Laurent Gbagbo, tetapi hasil resmi menunjukkannya menang dalam pemilihan babak kedua. Dewan Konstitusi yang dikuasai Gbagbo membuang sebagian kertas suara dan menyatakan Gbagbo menang.
Masyarakat internasional mengakui Quattara sebagai pemenang, tetapi Gbagbo tidak mau turun, yang memulai kekerasan selama 5 bulan yang berakhir Gbagbo ditangkap oleh pasukan pro-Quattara yang dibantu pasukan khusus Perancis. Quatara kemudian memegang kekuasaan.
Gbagbo sekarang dalam tahanan Mahkamah Pidana Internasional dan akan diadili tanggal 10 November. [gp]