Tautan-tautan Akses

Heineken dan Universal Music Group Ikut Hengkang dari Rusia


Pabrik bir "Heineken" di kota St. Petersburg, Rusia (foto: dok). Heineken Rabu (9/3) memutuskan untuk menghentikan bisnisnya di Rusia.
Pabrik bir "Heineken" di kota St. Petersburg, Rusia (foto: dok). Heineken Rabu (9/3) memutuskan untuk menghentikan bisnisnya di Rusia.

Pembuat bir Belanda "Heineken" dan Universal Music Group menjadi perusahaan terbaru yang menghentikan bisnis di Rusia sebagai tanggapan atas invasi Rusia ke Ukraina.

Heineken hari Rabu (9/3) juga mengumumkan akan menangguhkan operasi di Rusia, termasuk penjualan, produksi, dan iklan bir populernya, dan mengatakan akan “meningkatkan dukungan dan sumbangan bagi LSM [organisasi non-pemerintah] yang beroperasi di Polandia, Hongaria, Rumania, dan Slovakia” yang membantu pengungsi Ukraina.

Heineken sebelumnya sudah mengumumkan rencana untuk mengakhiri semua investasi dan ekspor baru ke Rusia.

Grup perusahaan Universal Music mengumumkan keputusannya dalam sebuah pernyataan di situs webnya, dengan mengatakan mereka menangguhkan semua operasi di Rusia dan segera menutup kantornya di sana. Universal - label musik terbesar di dunia - mengatakan telah bekerja dengan kelompok-kelompok dari berbagai negara untuk mendukung upaya bantuan kemanusiaan untuk memberikan bantuan mendesak kepada para pengungsi di Ukraina.

Raksasa makanan cepat saji McDonald's, yang membuka lokasi pertamanya di Rusia di Lapangan Pushkin Moskow pada 1990, Selasa mengatakan pihaknya menutup ke 850 restorannya di seluruh Rusia sambil terus membayar gaji 62.000 karyawannya.

Keputusan tersebut akan membuat McDonald's kehilangan pendapatan jutaan dolar, karena secara langsung memiliki 84% restoran di Rusia, yang bertentangan dengan model bisnis normalnya yang memberi lisensi kepada operator waralaba independen. Tetapi presiden dan pimpinan McDonald, Chris Kempczinski dalam sebuah surat kepada karyawan McDonald's mengatakan "kita tidak bisa mengabaikan penderitaan yang tidak perlu yang terjadi di Ukraina."

Starbucks yang berbasis di Seattle kemudian melakukan langkah serupa, mengumumkan akan menutup sementara 130 kedai kopi di seluruh Rusia yang dimiliki dan dioperasikan oleh franchisee Alshaya Group yang berbasis di Kuwait. CEO Starbucks Kevin Johnson dalam sebuah surat terbuka mengatakan perusahaan itu akan menghentikan semua pengiriman produk perusahaan ke Rusia, tetapi ia mengatakan Alshaya akan terus membayar 2.000 karyawan lokalnya. [my/lt]

XS
SM
MD
LG