Bakal calon presiden dari Partai Demokrat, Hillary Clinton mengeluarkan rencana perekonominan yang ambisius, untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dan menaikkan pendapatan kelas menengah.
Dalam pidatonya hari Senin di New York, Hillary Clinton mengatakan, sebagai presiden ia akan berjanji meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan keadilan, dengan memusatkan usaha untuk menaikkan penghasilan bagi warga Amerika kelas menengah.
“Tantangan perekonomian masa ini sudah jelas," kata Clinton. "Kita harus meningkatkan penghasilan warga Amerika yang bekerja keras, supaya mereka mampu mengenyam kehidupan kelas menengah. Kita harus mengendalikan pertumbuhan pendapatan yang kuat dan mantap, yang akan memperbaiki kehidupan banyak keluarga, dan sekaligus memperkuat negara kita. Dan itulah misi yang akan saya jalankan sejak hari pertama menjadi presiden.”
Clinton mengatakan ia mendukung upaya menaikkan upah minimum, mendorong perusahaan-perusahaan untuk menawarkan pembagian keuntungan dengan para pegawainya dan mengurangi pajak untuk membantu para pekerja.
Fokus ekonomi Clinton muncul ketika salah satu penantangnya dari partai Demokrat, Senator Vermont, Bernie Sanders, menarik banyak pendukungnya yang antusias dengan mengecam ketidaksetaraan penghasilan antara kelompok kaya dan orang lain.
Clinton mendapat sorotan Senin, bersama Gubernur Wisconsin Governor, Scott Walker, yang menjadi bakal calon ke-15 Partai Republik untuk yang akan bertarung untuk memenangkan nominasi partai bagi pemilihan presiden 2016. Dalam kampanye videonya, Walker mengatakan, “Amerika memerlukan pemimpin baru yang segar, yang punya gagasan dan ide-ide besar dan berani, dan tidak berasal dari lingkungan pemerintahan yang sekarang.”
Walker dianggap sebagai kandidat tingkat atas Partai Republik yang memimpin jajak pendapat dalam kontes awal di negara bagian Iowa.
Tetapi, ia dan penantang dari Partai Republik lainnya dibayangi oleh kandidat lainnya, Donald Trump, yang belakangan ini menyampaikan pidato-pidato kampanye anti imigran gelap di negara bagian Arizona, yang berbatasan dengan Meksiko.
“Saya sangat menghormati Meksiko sebagai negara, tetapi masalah yang kita hadapi adalah para pemimpinnya yang jauh lebih pandai dan lebih cerdas daripada para pemimpin kita sendiri. Mereka bisa mengakali kita di perbatasan dan dalam bidang perdagangan," kata Trump.
Trump terus menarik perhatian dan kritik dengan pidato-pidato anti imigran gelapnya, dan jajak pendapat nasional akhir-akhir ini menunjukkan ia berada dalam urutan kedua di belakang mantan Gubernur Florida, Jeb Bush.