Hillary Clinton secara resmi belum disebut sebagai kandidat presiden Partai Demokrat sampai konvensi bulan depan di Philadelphia, tapi dia telah meraih mayoritas 2.383 delegasi yang dibutuhkan untuk mengalahkan Senator Vermont Bernie Sanders.
Hillary Clinton mengemukakan kemenangan itu seraya mengingatkan pendukungnya dalam kampanye akbar Senin malam di dekat Los Angeles.
"Saya harus memberitahu Anda, menurut berita kita di ambang momen bersejarah yang belum pernah terjadi sebelumnya, tapi kerja kita belum tuntas, ya kan? Kita menghadapi enam pemilihan besok dan kita akan berjuang keras untuk setiap suara, terutama di sini di California," kata Hillary Clinton.
Dengan mengabaikan perhitungan delegasi yang dikeluarkan oleh berbagai media berita, Sanders memprediksikan kemenangan besar dalam pemilu pendahuluan Selasa di California dan lima negara bagian lainnya, dan berjanji akan membawa perjuangannya untuk meraih nominasi sampai titik akhir.
"Dan jika ada jumlah pemilih yang besar, jika orang-orang yang bekerja dan anak-anak muda datang dalam jumlah besar untuk menuntut pemerintah agar mewakili kita semua, bukan hanya yang 'satu persen," kita akan menang besar besok. Dan jika kita bisa menang di sini di California, menang di South Dakota, North Dakota, Montana, New Mexico, serta New Jersey, kita akan masuk ke konvensi dengan momentum besar," kata Senator Bernie Sanders.
Juru bicara Sanders, Michael Briggs mengeluarkan pernyataan yang menyebut Clinton hanya bisa mengklaim mayoritas jika menghitung ratusan pendukung yang disebut delegasi super yang bebas untuk mengubah pikiran mereka sebelum konvensi.
Briggs mengatakan kampanye Sanders akan mulai berusaha meyakinkan para delegasi super bahwa anggota parlemen veteran tersebut adalah kandidat terkuat untuk melawan miliarder Donald Trump, calon Partai Republik saat ini dalam pemilihan umum November.
Selasa adalah hari besar terakhir dalam proses pemilihan pendahuluan dengan hampir semua dari 851 delegasi tersisa yang dipertaruhkan.
Sementara itu, dalam sikap bersatu yang langka selama tahun pemilu, Partai Republik dan Demokrat sama-sama mengutuk Donald Trump atas komentarnya terkait etnis seorang hakim yang menangani gugatan hukum terhadap Trump University.
Anggota dari kedua partai mengecam milyader real estate itu karena memberi komentar rasis bahwa Hakim Pengadilan Distrik AS Gonzalo Curiel tidak akan adil dalam kasus itu karena dia keturunan Meksiko. Curiel adalah warga Amerika yang lahir dan dibesarkan di negara bagian Indiana.
Dua mantan saingan Trump untuk nominasi capres Partai Republik memimpin kecaman itu. Gubernur Ohio John Kasich mengirim pesan Tweeter bahwa ofensif Trump benar-benar keliru.Trump, tulis Kasich, harus “meminta maaf kepada Hakim Curiel dan berupaya menyatukan negara ini.”
Senator Florida Marco Rubio setuju. Ia mengatakan, itu keliru dan berharap Trump berhenti mengeluarkan pernyataan seperti itu.
Senator Republik Susan Collins disebut komentar Trump "benar-benar tidak dapat diterima."
Anggota Kongres Demokrat Filemon Vela mengatakan dalam sebuah surat terbuka yang dipublikasikan Senin bahwa "opini bodoh anti-imigran," retorika tembok perbatasan Trump dan serangan terus-menerus terhadap hakim federal jelas tercela.
Vela, yang mewakili sebuah distrik di sepanjang perbatasan AS-Meksiko, mengatakan kakek buyutnya datang ke AS pada tahun 1857, jauh sebelum nenek moyang Trump.
Katich, Rubio dan Collins bersama anggota Partai Republik lainnya, Ketua DPR Paul Ryan, Ketua Komite Hubungan Luar Negeri Senat Bob Corker, Pemimpin Mayoritas Senat Mitch McConnell dan mantan Ketua DPR Newt Gingrich juga mengecam komentar Trump pada hari Minggu. [as/ab]