Dr. Srinath Reddy terpilih dengan suara bulat sebagai Ketua Federasi Jantung Dunia dalam Kongres Kardiologi Dunia baru-baru ini di Dubai, sementara sejumlah statistik negatif muncul tentang kesehatan jantung di India.
Laporan dari Kongres menunjukkan walaupun tekanan darah rata-rata menurun di seluruh dunia, tapi di India secara bertahap meningkat. Sekitar 139 juta orang India dilaporkan bertekanan darah tinggi, dan separuhnya tidak menyadari masalah itu.
Dr. Reddy, warga India pertama yang memimpin Federasi Jantung Dunia, mengatakan diagnosis tekanan darah sama sekali tidak terprogram dalam proses pemeriksaan medis. "Tidak benar bahwa seseorang yang berusia 60 tahun yang pergi ke dokter karena nyeri lutut tidak mendapat pemeriksaan tekanan darahnya,” ujarnya.
Dr. Reddy mengatakan dengan populasi lebih dari satu miliar orang di India, prosedur medis kadang-kadang bisa terburu-buru. "Masalahnya adalah kita berurusan dengan begitu banyak pasien sehingga waktu konsultasi sangat diperketat," katanya. "Jadi, kita melakukan apa yang mutlak diperlukan sesuai gejala yang dialami pasien.”
Dr. Reddy mengatakan prioritas utama lainnya adalah mengubah cara menangani konsumsi tembakau di India. Ia berencana mendesak pemerintah untuk membuat konsumsi tembakau lebih mahal.
Penelitian dari Kongres Jantung di Dubai menunjukkan separuh warga India yang menggunakan tembakau tidak sadar bahwa hal itu dapat membunuh mereka. Sekitar 138 juta warga India merokok. Dr. Reddy mengatakan banyak warga India lainnya mengkonsumsi tembakau tanpa pernah menyalakan rokok.
"Tembakau tidak berasap merupakan masalah besar di India," jelasnya, "dan menjadi segmen yang paling cepat berkembang di pasar. Orang-orang muda dan perempuan, yang tidak merokok di depan umum, kini senang mengunyah tembakau tanpa terdeteksi. Industri tembakau sesungguhnya menarget mereka itu, terutama karena ada segmen pasar yang besar yang dapat terus berkembang.”
Urbanisasi sembarangan yang terjadi di India dengan kecepatan tinggi membawa bahayanya sendiri bagi kesehatan jantung, ujar Dr Reddy. Ia menambahkan kini orang tidak banyak terlibat dalam kegiatan fisik dan mereka makan makanan yang tidak sehat.
Laporan dari Kongres menunjukkan walaupun tekanan darah rata-rata menurun di seluruh dunia, tapi di India secara bertahap meningkat. Sekitar 139 juta orang India dilaporkan bertekanan darah tinggi, dan separuhnya tidak menyadari masalah itu.
Dr. Reddy, warga India pertama yang memimpin Federasi Jantung Dunia, mengatakan diagnosis tekanan darah sama sekali tidak terprogram dalam proses pemeriksaan medis. "Tidak benar bahwa seseorang yang berusia 60 tahun yang pergi ke dokter karena nyeri lutut tidak mendapat pemeriksaan tekanan darahnya,” ujarnya.
Dr. Reddy mengatakan dengan populasi lebih dari satu miliar orang di India, prosedur medis kadang-kadang bisa terburu-buru. "Masalahnya adalah kita berurusan dengan begitu banyak pasien sehingga waktu konsultasi sangat diperketat," katanya. "Jadi, kita melakukan apa yang mutlak diperlukan sesuai gejala yang dialami pasien.”
Dr. Reddy mengatakan prioritas utama lainnya adalah mengubah cara menangani konsumsi tembakau di India. Ia berencana mendesak pemerintah untuk membuat konsumsi tembakau lebih mahal.
Penelitian dari Kongres Jantung di Dubai menunjukkan separuh warga India yang menggunakan tembakau tidak sadar bahwa hal itu dapat membunuh mereka. Sekitar 138 juta warga India merokok. Dr. Reddy mengatakan banyak warga India lainnya mengkonsumsi tembakau tanpa pernah menyalakan rokok.
"Tembakau tidak berasap merupakan masalah besar di India," jelasnya, "dan menjadi segmen yang paling cepat berkembang di pasar. Orang-orang muda dan perempuan, yang tidak merokok di depan umum, kini senang mengunyah tembakau tanpa terdeteksi. Industri tembakau sesungguhnya menarget mereka itu, terutama karena ada segmen pasar yang besar yang dapat terus berkembang.”
Urbanisasi sembarangan yang terjadi di India dengan kecepatan tinggi membawa bahayanya sendiri bagi kesehatan jantung, ujar Dr Reddy. Ia menambahkan kini orang tidak banyak terlibat dalam kegiatan fisik dan mereka makan makanan yang tidak sehat.