Sekjen Hizbullah Hassan Nasrallah mengatakan pernyataan-pernyataan yang disampaikan oleh Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan Presiden Amerika Donald Trump sehari sebelumnya menandai berakhirnya proses perdamaian Israel-Palestina.
Pemimpin kelompok militan Lebanon yang melancarkan perang terhadap Israel di Lebanon pada tahun 2000 dan 2006 mengatakan “landasan perdamaian dua negara sudah berakhir”.
Pada akhir pertemuan dengan Netanyahu di Washington DC, Trump hari Rabu (15/2) mengatakan ia tidak berkomitmen pada solusi dua negara.
Nasrallah menggambarkan kebijakan Trump sebagai “membingungkan”.
Pemimpin Hizbullah itu juga mengatakan kekuatan kelompok itu adalah hal utama yang mencegah agresi Israel ke Lebanon dan bertekad akan menyerang fasilitas nuklir Israel “Dimona” apabila terjadi perang. Ini adalah ancaman pertama yang disampaikan Hizbullah secara terang-terangan. [em/ii]