Organisasi hak azasi menghendaki presiden Mesir mengutuk ucapan menteri kehakimannya yang tampaknya menganjurkan pembunuhan massal para pendukung Ikhwanul Muslim.
Dalam sepucuk surat hari Senin kepada Presiden Abdel Fattah el-Sissi, Human Rights Watch mengatakan presiden tersebut hendaknya menegaskan bahwa pemerintahannya tidak mendukung ucapan Menteri Kehakiman Ahmed al-Zind yang mengatakan ia tidak akan puas sampai 10.000 anggota Ikhwanul Muslim dibunuh atas semua anggota tentara yang mereka bunuh.
Al Zind mengatakan demikian tanggal 28 Januari pada televisi satelit Sada al-Balad. Organisasi hak azasi itu mengatakan wawancara tersebut dimuat luas pada media sosial.
Human Rights Watch mengatakan “Presiden el-Sissi hendaknya menjelaskan bahwa pemerintah akan memastikan tuntutan pengadilan terhadap siapapun yang melakukan, memerintahkan, atau membantu pembunuhan atau kejahatan lain terhadap para pendukung Ikhwanul Muslim atau setiap organisasi lain karena pandangan politik dan ideologi mereka."
Organisasi HAM itu mengatakan pemerintah “hendaknya dengan kuat menganjurkan orang lain agar jangan mengeluarkan ucapan kebencian.”
Sarah Leah Whitson, direktur Afrika Utara dan Timur Tengah Human Rights Watch, mengatakan “bahwa seorang pejabat tinggi pemerintah yang memimpin penegakan hukum, mengeluarkan ucapan di televisi yang tampaknya menganjurkan pembantaian lawan-lawan politik menunjukkan sebagian anggota pemerintah Mesir sudah terang-terangan tidak memperdulikan keadilan.”
Human Rights Watch mengatakan tidak ada pejabat Mesir yang menjelaskan atau menyanggah ucapan al-Zind itu. Tahun 2013, pimpinan angkatan bersenjata waktu itu El-Sissi menggulingkan presiden pertama Mesir yang terpilih dengan bebas, Mohamed Morsi dari Ikhwanul Muslim, dan menjanjikan “peta-jalan menuju demokrasi.”
Ia kemudian melancarkan penindakan keras terhadap para pengecamnya, memenjarakan ribuan pendukung Morsi serta aktivis yang memelopori pergolakan tahun 2011 yang mengakhiri kekuasaan 30 tahun Mubarak. [gp]