Sebuah organisasi pengawas HAM mengatakan dalam laporannya, Jumat (8/11), mereka tidak setuju dengan penilaian Komisi Eropa bahwa Kroasia siap bergabung dengan zona Schengen, atau zona bebas perbatasam yang saat ini beranggotakan 26 negara.
Human Rights Watch (HRW) mengatakan penilaian komisi itu dengan sengaja mengabaikan fakta bahwa Kroasia dengan kekerasan telah menolak kedatangan migran di perbatasannya, sehingga mengirim pesan bahwa pelanggaran HAM serius bukanlah halangan bergabung di zona Schengen.
Lydia Gall, periset HRW untuk wilayah Eropa Timur dan negara-negara Balkan, mengatakan, “pemulangan para pencari suaka dan migran yang dilakukan dengan kekerasan dan melanggar hukum seharusnya membuat negara itu tidak lolos kualifikasi untuk bergabung dengan zona Schengen.”
Kelompok HAM itu mengatakan Menteri Dalam Negeri Kroasia Terezija Gras mengukuhkan dalam sebuah pertemuan dengan kelompok itu sebelumya tahun ini bahwa Kroasia akan menyelidiki semua keluhan migran mengenai perlakuan keliru polisi. Namun, kata HRW, Gras “tidak dapat mengatakan berapa banyak keluhan yang diterima pihak berwenang dan juga tidak dapat menjelaskan bagaimana migran yang diusir ke luar dari Kroasia dan dipindahkan ke Bosnia dan Herzegovina bisa mengajukan gugatan ke pihak berwenang di Kroasia.”
HRW mendesak Dewan Eropa mengevaluasi kembali kepatuhan Kroasia terhadap UU Perbatasan Schengen Uni Eropa. “Mengizinkan Kroasia bergabung dengan Schengen sewaktu para migran dan pencari suka terus menerus ditolak secara brutal merupakan isyarat pelanggaran HAM yang harus dipertimbangkan Uni Eropa,” kata Gall. “Komisi Eropa tiak boleh hanya menerima janji kosong Kroasia, namun memastikan bahwa persyaratan Schengen benar-benar dipatuhi. Ini jelas tidak terjadi saat ini.” [ab/lt]
