BEIJING —
Peralihan kepemimpinan Tiongkok setiap satu dekade dimulai hari Kamis dengan peringatan dari pemimpin negara itu yang akan segera mengakhiri jabatannya. Dalam pidato bertopik luas dan panjang menandai dimulainya kongres ke-18 Partai Komunis Tiongkok itu, Presiden Tiongkok Hu Jintao memperingatkan bahwa memberantas korupsi dan membangun pemerintahan yang bersih adalah hal yang sangat diharapkan Partai dan merupakan hal yang diamati masyarakat dengan cermat.
Menurut Hu, jika Partai gagal menangani isu ini akibatnya bisa fatal dan bahkan menyebabkan runtuhnya partai dan negara.
Pidato yang disampaikan Presiden Hu itu merupakan yang terakhir dalam kapasitasnya sebagai pemimpin partai politik yang mengatur sendiri 1,3 miliar orang dan ekonomi kedua terbesar dunia.
Hu menyampaikan pidatonya di Balai Agung Rakyat pada pembukaan kongres itu yang diadakan tiap lima tahun sekali. Komentarnya dikeluarkan tepat pada waktunya. Tahun ini pertemuan itu dibayangi oleh pembunuhan dan skandal korupsi yang melibatkan salah seorang pemimpin yang sedang populer, Bo Xilai.
Komentar serupa disampaikan oleh Yu Jingzi seorang delegasi dari Shanghai. Yu mengatakan ini bukan yang pertama kalinya, pejabat teras terlibat dalam kasus yang menarik perhatian. Tetapi, katanya, Partai Komunis Tiongkok kini mencurahkan lebih banyak perhatian pada hal itu.
Partai itu jelas mengetahui masalah tersebut dan menurut data yang diterbitkan di media pemerintah Tiongkok, sistim hukum negara itu telah menangani lebih dari setengah juta kasus korupsi sejak kongres partai yang terakhir.
Meski demikian, analis hukum menambahkan bahwa pemberantasan korupsi Tiongkok umumnya terfokus pada pejabat tingkat lokal atau lebih rendah dan jarang mencapai eselon tinggi partai.
Hu mengatakan tidak seorangpun bebas dari hukum.
Partai Komunis memecat Bo Xilai awal minggu ini, hampir bersamaan dengan kedatangan sekitar 2.300 delegasi untuk menghadiri kongres. Bo dituduh menggunakan posisinya untuk mencari keuntungan bagi yang lainnya dan menerima suap baik secara langsung maupun lewat anggota keluarganya.
Tetapi, korupsi bukan satu-satunya tantangan yang dihadapi Tiongkok. Bukan saja ekonomi Tiongkok melamban di tengah lemahnya ekonomi global dan bertambahnya hutang dalam negeri, tetapi kerusuhan sosial juga meningkat.
Masyarakat yang semakin tidak percaya pada pemerintah bertekad untuk memberantas korupsi. Seruan mengenai pertanggungjawaban yang lebih besar dan pemerintahan yang bersih makin meningkat.
Singkatnya, para pemimpin Tiongkok mengakui bahwa Partai perlu lebih banyak mendengar keinginan dan keprihatinan masyarakat, tetapi isu-isu seperti HAM umumnya masih diabaikan.
Pada malam menjelang kongres partai itu seorang ibu muda dan tiga biarawan muda membakar diri untuk memrotes kebijakan Tiongkok di Tibet. Keamanan telah ditingkatkan di Beijing menjelang kongres itu, namun seorang perempuan berusia 30-an berhasil melakukan demonstrasi singkat di Lapangan Tiananmen sebelum diseret oleh polisi.
Menurut Hu, jika Partai gagal menangani isu ini akibatnya bisa fatal dan bahkan menyebabkan runtuhnya partai dan negara.
Pidato yang disampaikan Presiden Hu itu merupakan yang terakhir dalam kapasitasnya sebagai pemimpin partai politik yang mengatur sendiri 1,3 miliar orang dan ekonomi kedua terbesar dunia.
Hu menyampaikan pidatonya di Balai Agung Rakyat pada pembukaan kongres itu yang diadakan tiap lima tahun sekali. Komentarnya dikeluarkan tepat pada waktunya. Tahun ini pertemuan itu dibayangi oleh pembunuhan dan skandal korupsi yang melibatkan salah seorang pemimpin yang sedang populer, Bo Xilai.
Komentar serupa disampaikan oleh Yu Jingzi seorang delegasi dari Shanghai. Yu mengatakan ini bukan yang pertama kalinya, pejabat teras terlibat dalam kasus yang menarik perhatian. Tetapi, katanya, Partai Komunis Tiongkok kini mencurahkan lebih banyak perhatian pada hal itu.
Partai itu jelas mengetahui masalah tersebut dan menurut data yang diterbitkan di media pemerintah Tiongkok, sistim hukum negara itu telah menangani lebih dari setengah juta kasus korupsi sejak kongres partai yang terakhir.
Meski demikian, analis hukum menambahkan bahwa pemberantasan korupsi Tiongkok umumnya terfokus pada pejabat tingkat lokal atau lebih rendah dan jarang mencapai eselon tinggi partai.
Hu mengatakan tidak seorangpun bebas dari hukum.
Partai Komunis memecat Bo Xilai awal minggu ini, hampir bersamaan dengan kedatangan sekitar 2.300 delegasi untuk menghadiri kongres. Bo dituduh menggunakan posisinya untuk mencari keuntungan bagi yang lainnya dan menerima suap baik secara langsung maupun lewat anggota keluarganya.
Tetapi, korupsi bukan satu-satunya tantangan yang dihadapi Tiongkok. Bukan saja ekonomi Tiongkok melamban di tengah lemahnya ekonomi global dan bertambahnya hutang dalam negeri, tetapi kerusuhan sosial juga meningkat.
Masyarakat yang semakin tidak percaya pada pemerintah bertekad untuk memberantas korupsi. Seruan mengenai pertanggungjawaban yang lebih besar dan pemerintahan yang bersih makin meningkat.
Singkatnya, para pemimpin Tiongkok mengakui bahwa Partai perlu lebih banyak mendengar keinginan dan keprihatinan masyarakat, tetapi isu-isu seperti HAM umumnya masih diabaikan.
Pada malam menjelang kongres partai itu seorang ibu muda dan tiga biarawan muda membakar diri untuk memrotes kebijakan Tiongkok di Tibet. Keamanan telah ditingkatkan di Beijing menjelang kongres itu, namun seorang perempuan berusia 30-an berhasil melakukan demonstrasi singkat di Lapangan Tiananmen sebelum diseret oleh polisi.