Human Rights Watch menyebut langkah Presiden Komite Olimpiade Internasional (IOC) Thomas Bach yang melakukan panggilan video call dengan petenis China Peng Shuai, sebagai hal yang “memalukan.” Organisasi tersebut menyebut langkah itu sebagai propaganda yang dilakukan oleh pemerintah China.
Dalam konferensi pers virtual pada Selasa (23/11), Jules Boykoff, seorang akademisi dan penulis buku tentang sejarah politik Olimpiade, mengatakan Bach “menunjukkan sikap abai yang mengerikan” atas tuduhan Peng Shuai tentang kekerasan seksual yang dialaminya, yang dilakukan oleh mantan pejabat Partai Komunis China terkemuka; agar tidak menyinggung tuan rumah Olimpiade Musim Dingin 2022 itu.
Boykoff mengatakan apa yang Bach lakukan sebagai sikap agar tidak menyinggung China yang akan menjadi tuan rumah Olimpiade Musim Dingin 2022.
Dalam video call dari Beijing pada Minggu (21/11), Peng Shuai, yang sebelumnya tidak pernah lagi terlihat di depan publik sejak menyampaikan tuduhan pelecehan seksual pada 2 November lalu, mengatakan pada Bach bahwa ia berada dalam kondisi aman dan sehat.
Menurut sebuah foto yang dirilis penyelenggara turnamen tenis pemuda di Beijing, sehari sebelum video call itu Peng Shuai muncul di turnamen tersebut.
Video call yang berlangsung selama 30 menit itu dilakukan di tengah meningkatnya kekhawatiran dunia atas nasib Peng Shuai setelah ia menyampaikan tudingan pelecehan seksual yang dilakukan oleh mantan wakil perdana menteri China Zhang Gaoli. [em/lt]