Tautan-tautan Akses

IAEA: 2,5 Ton Uranium Hilang dari Situs Libya


Pengukuran radiasi di pusat penelitian nuklir Tajoura di Tripoli, 5 September 2011. (Foto: REUTERS/Anis Mili)
Pengukuran radiasi di pusat penelitian nuklir Tajoura di Tripoli, 5 September 2011. (Foto: REUTERS/Anis Mili)

Inspektur pengawas nuklir PBB mendapati bahwa sekitar 2,5 ton uranium alami telah hilang dari situs Libya yang tidak dikuasai pemerintah, kata pengawas IAEA kepada negara-negara anggota dalam pernyataan yang dilihat kantor berita Reuters, Rabu (15/3).

Hilangnya uranium diketahui dari hasil pemeriksaan pada Selasa (14/3). Pemeriksaan semula direncanakan tahun lalu tapi "harus ditunda karena situasi keamanan di sana," menurut pernyataan rahasia Kepala Badan Energi Atom Internasional (IAEA) Rafael Grossi.

Inspektur IAEA "mendapati bahwa 10 drum yang berisi sekitar 2,5 ton uranium alami dalam bentuk UOC (konsentrat bijih uranium) yang sebelumnya dinyatakan Libya disimpan di lokasi itu, tidak ada di lokasi tersebut," kata pernyataan satu halaman itu.

IAEA akan melakukan "aktivitas lebih lanjut" untuk menentukan keadaan pemindahan uranium dari situs, yang namanya tidak disebut, dan di mana lokasinya sekarang, imbuh pernyataan itu.

Pada 2003 Libya di bawah pemimpin saat itu Moammar Gadhafi meninggalkan program senjata nuklirnya, yang telah memperoleh sentrifugal yang bisa memperkaya uranium serta informasi desain untuk bom nuklir, meskipun tidak banyak kemajuan menuju bom.

Libya sedikit tenang sejak pemberontakan yang didukung NATO pada 2011 menggulingkan Gaddafi. Sejak 2014, kendali politik terpecah antara faksi timur dan barat yang bersaing. Konflik besar terakhir mereka berakhir pada 2020.

Pemerintah sementara Libya, yang diberlakukan pada awal 2021 melalui rencana perdamaian yang didukung PBB, sedianya hanya sampai pemilu yang dijadwalkan pada Desember tahun itu. Namun, sampai sekarang pemilu belum diselenggarakan dan legitimasinya kini juga diperdebatkan. [ka/jm]

Forum

Recommended

XS
SM
MD
LG