Tidaklah aneh bagi perempuan hamil di Kenya untuk makan batu guna memuaskan rasa mengidam mereka. Batu yang diambil dari tambang batu, biasanya dijual di kios-kios di pinggir jalan dan disebut Odowa itu, kini memasuki pasar-pasar utama, meskipun ada larangan dari para dokter.
Joyce Navtutu, ibu dua anak berusia 29 tahun, tidak dapat menahan rasa mengidam odowa selama dua kali kehamilannya. Dengan tiba-tiba, secara alami, ia ingin makan odowa.
"Ketika saya hamil, terutama kehamilan yang terakhir, ada waktu di mana saya bangun dan merasa ingin mencoba ini, sewaktu kita menuangkan air di atas tanah, kita mencium suatu bau.Bau itu saya rasakan sebagai aroma yang enak, membangkitkan napsu makan. Saya mulai makan odowa dan tidak bisa berhenti."
Mengidam dan makan benda-benda non-makanan seperti tanah liat, tanah atau pasir, biasa dialami perempuan hamil di Kenya.
Praktik makan batu seukuran gundu telah menyebar ke banyak kota dan batu itu dijual di pinggir-pinggir jalan, di pasar-pasar kecil dan pusat perbelanjaan di kota.
Leah Adhiambo, seorang makelar, memasok batu-batu ini ke pasar swalayan kelas tinggi. Ia mengatakan, kebiasaan makan batu makin populer dan pasar-pasar swalayan menyambut baik gagasan untuk memajang batu-batu itu di rak-rak tokonya.
“Sebagai pengecer kami menyadari bahwa permintaan batu-batu itu tinggi di kalangan perempuan hamil dari segala umur dan semua lapisan. Alasan kami mengemas batu-batu itu adalah agar lebih memikat bagi wanita kelas tertentu yang tidak mau mencari-cari batu-batu itu di pasar biasa," katanya.
Leah mengakui batu-batu itu laris terjual dan menjadi bisnis yang menguntungkan.
"Kami menambahkan batu-batu itu di rak-rak toko kami hampir tiap minggu, berarti batu-batu itu terjual laris," kata Leah.
Para pakar mengatakan mengidam makan odowa terutama disebabkan kekurangan mineral, seperti kalsium, di dalam tubuh dan itu mungkin menunjukkan kondisi kesehatan yang serius. Seorang dokter di Klinik Miliki Afya, Nairobi, Jane Mwangi menjelaskan.
"Selama kehamilan ada penurunan kadar kalsium dan banyak mineral lain di dalam tubuh. Jadi saya pikir, mereka memakan batu-batu itu karena mengandung mineral. Sering kali mereka memenuhi kebutuhan mineral dengan makan batu, alih-alih pergi ke rumah sakit untuk mendapatkan suplemen yang mereka perlukan," kata Mwangi.
Mwangi mengatakan batu-batu itu juga berpotensi menyebabkan infeksi dan masalah lain. Penelitian baru-baru ini oleh Dewan Afrika untuk Anak Berbakat (ACFGT) juga mwngatakan bahwa makan batu-batuan selama kehamilan dapat mempengaruhi kesehatan dan kemampuan belajar anak. Jadi, sementara tren ini makin populer, menurut para dokter, risikonya mungkin lebih besar daripada manfaatnya.