Virus corona telah ditemukan untuk pertama kalinya di bagian barat laut Suriah, daerah kekuasaan pemberontak yang juga lokasi kamp-kamp pengungsi yang penuh sesak.
Orang yang terinfeksi virus itu adalah seorang dokter di Idlib yang mengisolasi diri begitu menunjukkan gejala-gejala terjangkit. Para pejabat mengatakan setiap orang yang kontak dengannya akan dites virus corona.
UOSSM, Persatuan Organisasi Bantuan dan Layanan Medis, mengemukakan dalam suatu pernyataan bahwa virus dapat “menyebar ke kamp-kamp pengungsi seperti kebakaran.”
Di tempat lain, semua sekolah di Hong Kong akan ditutup hari Senin, mengawali musim liburan musim panas seminggu lebih cepat daripada yang direncanakan. Sekolah-sekolah telah ditutup sebelumnya pada awal tahun ini karena wabah virus corona, tetapi secara bertahap dibuka kembali pada Mei lalu.
Penutupan terakhir ini menyusul lonjakan kasus baru Covid-19, 34 pada hari Kamis (9/7) dan 38 kasus baru pada hari Jumat (10/7).
AS melaporkan lebih dari 64 ribu kasus virus corona hari Kamis, suatu rekor baru, yang membuat kewalahan unit-unit perawatan intensif di rumah sakit di wilayah yang paling terpukul oleh wabah ini di bagian Barat dan Selatan, termasuk di Arizona, California, Florida dan Texas.
Anthony S. Fauci, pakar penyakit menular terkemuka AS, telah mendesak para gubernur agar menunda rencana pembukaan kembali aktivitas mereka untuk menghentikan lonjakan kasus baru.
Johns Hopkins University Jumat pagi melaporkan lebih dari 12 juta kasus virus corona di seluruh dunia. Lebih dari 3 juta di antaranya di AS.
Meskipun AS gagal melandaikan kurva perebakan virus corona, Presiden Donald Trump terus mendesak sekolah-sekolah agar buka dalam beberapa pekan mendatang. Sekolah-sekolah negeri di berbagai penjuru Amerika tidak semuanya mengikuti jadwal yang sama. Sebagian buka pada bulan Agustus, sebagian lagi pada bulan September.
Masih menjadi pertanyaan adalah seberapa aman pembukaan itu bagi anak-anak dan orang dewasa yang menjadi staf sekolah.
Meskipun secara umum diyakini bahwa virus itu tidak membuat anak-anak terdampak parah seperti pada orang dewasa, anak-anak dapat terjangkit virus itu dan sebagian telah meninggal karenanya.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) meluncurkan investigasi independen mengenai respons global terhadap pandemi virus corona setelah beberapa negara tampaknya lebih berhasil dalam menangani wabah dibandingkan dengan negara-negara lainnya.
“Ini adalah waktunya untuk berinstrospeksi, untuk melihat dunia tempat kita hidup dan mencari cara-cara untuk memperkuat kolaborasi kita, sewaktu kita bekerja sama menyelamatkan nyawa dan mengendalikan pandemi ini,” kata Dirjen WHO, Adhanom Ghebreyesus, Kamis (9/7). “Besarnya pandemi ini, yang praktis menyentuh semua orang di dunia, jelas memerlukan evaluasi yang sepadan,” lanjutnya.
Mantan PM Selandia Baru Helen Clark dan mantan Presiden Liberia Ellen Sirleaf Johnson akan memimpin panel, dan anggota-anggota lainnya akan ditambahkan kemudian.
Pemimpin WHO itu telah mengatakan berulang kali bahwa koordinasi global merupakan kunci untuk memerangi pandemi, termasuk penelitian untuk mengembangkan vaksin yang ia katakan harus tersedia bagi semua dan bukan hanya bagi mereka yang mampu membayarnya.
Penyebaran lewat udara, penularan tanpa gejala
Juga Kamis, WHO secara resmi menyatakan bahwa lebih dari 200 ilmuwan telah meminta organisasi dunia itu untuk mengakui bahwa Covid-19 dapat disebarkan melalui udara.
Para ilmuwan Australia dan AS didukung oleh lebih dari 200 lainnya, pekan ini menulis bahwa berbagai penelitian menunjukkan “tanpa keraguan bahwa virus dilepaskan sewaktu mengembuskan napas, berbicara dan batuk dalam tetesan mikro (microdroplet) yang cukup kecil ukurannya untuk tetap melayang-layang di udara.”
WHO sebelumnya menolak kemungkinan itu tetapi sekarang menyatakan “penularan melalui udara, terutama di lokasi-lokasi tertutup tertentu seperti di ruang-ruang yang penuh sesak dan tidak berventilasi dalam jangka waktu lama dengan orang-orang yang terinfeksi, tidak dapat dikesampingkan.”
WHO juga menambahkan bahwa organisasi itu sependapat dengan sejumlah peneliti yang menyatakan bahwa orang-orang yang tidak menunjukkan gejala terjangkit pun dapat menularkan virus corona itu melalui udara.
‘Lockdown’ di berbagai tempat
Sementara itu, para pejabat di berbagai penjuru dunia kembali memberlakukan lockdown dan pembatasan lainnya sementara jumlah kasus global Covid-19 tampak meningkat.
Para pakar kesehatan menyatakan orang-orang lalai sewaktu restoran, bar dan tempat-tempat tujuan wisata mulai dibuka kembali dalam beberapa pekan ini. Mereka berpuas diri dan meyakini bahwa kondisi terburuk telah berakhir, dan mereka tidak mengenakan masker atau mempraktikkan social distancing.
Gugatan di California
Negara bagian California menggugat pemerintahan presiden Donald Trump terkait kebijakan mewajibkan mahasiswa internasional untuk hadir di kelas atau kalau tidak mereka menghadapi kemungkinan deportasi.
Jaksa Agung California Xavier Becerra mengatakan, tidak mengizinkan mahasiswa internasional mengambil kelas jarak jauh mengancam berlanjutnya penyebaran virus corona, serta akan menghilangkan mahasiswa berbakat dan uang kuliah dari perguruan tinggi yang telah mengalami kesulitan keuangan.
“Pemerintahan Trump memalukan karena mempertaruhkan bukan hanya peluang pendidikan bagi mahasiswa yang mendapat kesempatan untuk kuliah, tetapi sekarang pada kesehatan dan kesejahteraan mereka juga,” kata Becerra.
Belum ada tanggapan sejauh ini dari Gedung Putih. Sekitar 21 ribu mahasiswa internasional terdaftar di berbagai perguruan tinggi di California.
Di Gedung Putih
Seorang wartawan yang menghadiri pengarahan-pengarahan di Gedung Putih telah dinyatakan positif mengidap Covid-19, sebut asosiasi koresponden Gedung Putih hari Kamis (9/7).
Asosiasi itu tidak menyebut nama wartawan yang tidak menunjukkan gejala-gejala terjangkit sebelum tesnya menunjukkan hasil positif.
Para koresponden Gedung Putih lainnya yang berada bersama wartawan dalam jumpa pers di sana akan menjalani tes. [uh/ab]