Dalam artikel yang terbit di jurnal PLOS ONE, Rabu (1/8), tim ilmuwan mengatakan plastik mengeluarkan gas metana dan etilena pada saat terkena sinar matahari dan rusak.
Peneliti melakukan tes pada produk plastik yang biasa digunakan seperti botol air, tas belanja dan wadah makanan.
Gas metana, baik buatan maupun alami, dikatakan sebagai penyebab utama perubahan iklim.
Dalam beberapa tahun terakhir, pembuatan dan penggunaan plastik menjadi sorotan setelah pecinta lingkungan mendapati pulau besar sampah yang mengambang di Samudera Pasifik hingga mengancam biota laut dan suplai makanan.
Sedotan plastik adalah sasaran terbaru aktivis yang berpendapat produk sekali pakai buang itu umumnya tidak bisa didaur ulang.
Video yang memperlihatkan dokter menarik sedotan dari hidung penyu besar yang berdarah, mendorong beberapa kota di Amerika dan perusahaan menghentikan penggunaan sedotan.[ka]