LONDON —
Para arkeolog mengumumkan akhir pekan lalu bahwa mereka menemukan jejak kaki manusia di Inggris yang berusia antara 800.000 dan satu juta tahun -- jejak kaki tertua yang ditemukan di luar Afrika, dan bukti tertua tentang kehidupan manusia di Eropa utara.
Sebuah tim dari British Museum, Natural History Museum di London dan Queen Mary college di University of London menemukan jejak sampai lima individual di sebuah muara sungai berlumpur di Happisburgh di bagian timur negara tersebut.
Arkeolog British Museum, Nick Ashton mengatakan, penemuan tersebut -- dipaparkan secara rinci dalam jurnal PLOS ONE - merupakan "tautan jelas terhadap kerabat manusia paling awal."
Diawetkan dalam lapisan-lapisan lumpur dan pasir selama ratusan milenium sebelum terpapar oleh gelombang tahun lalu, jejak-jejak tersebut memberikan kilasan yang jelas mengenai beberapa dari nenek moyang manusia paling awal. Jejak-jejak itu ditinggalkan oleh sekelompok orang, termasuk sedikitnya dua anak-anak dan satu pria dewasa. Mungkin mereka merupakan satu keluarga di bantaran sebuah sungai yang para ilmuwan perkirakan merupakan Sungai Thames purba, di samping lapangan rumput tempat bison, mamut, kuda nil dan badak berkeliaran.
Profesor arkeologi dari University of Southampton, Clive Gamble, yang tidak terlibat dalam proyek ini, mengatakan penemuan ini "sangat signifikan."
Para peneliti mengatakan para manusia yang meninggalkan jejak kaki tersebut sepertinya berkerabat dengan "manusia perintis", yang fosilnya ditemukan di Spanyol. Spesies itu meninggal sekitar 800.000 tahun yang lalu.
Riset di Happisburgh akan berlanjut, dan para ilmuwan berhatap akan menemukan fosil-fosil manusia purba tersebut, atau bukti tempat tinggal mereka, untuk membangun gambaran yang lebih utuh mengenai kebutuhan mereka.
Foto-foto jejak kaki tersebut akan dipamerkan di Natural History Museum dalam pameran berjudul "Britain: One Million Years of the Human Story." opening at the Natural History Museum next week. Jejak kakinya sendiri, yang bertahan selama hampir satu juta tahun, tidak akan dipamerkan. Dua minggu setelah ditemukan, gelombang Laut utara menghapusnya. (Reuters)
Sebuah tim dari British Museum, Natural History Museum di London dan Queen Mary college di University of London menemukan jejak sampai lima individual di sebuah muara sungai berlumpur di Happisburgh di bagian timur negara tersebut.
Arkeolog British Museum, Nick Ashton mengatakan, penemuan tersebut -- dipaparkan secara rinci dalam jurnal PLOS ONE - merupakan "tautan jelas terhadap kerabat manusia paling awal."
Diawetkan dalam lapisan-lapisan lumpur dan pasir selama ratusan milenium sebelum terpapar oleh gelombang tahun lalu, jejak-jejak tersebut memberikan kilasan yang jelas mengenai beberapa dari nenek moyang manusia paling awal. Jejak-jejak itu ditinggalkan oleh sekelompok orang, termasuk sedikitnya dua anak-anak dan satu pria dewasa. Mungkin mereka merupakan satu keluarga di bantaran sebuah sungai yang para ilmuwan perkirakan merupakan Sungai Thames purba, di samping lapangan rumput tempat bison, mamut, kuda nil dan badak berkeliaran.
Profesor arkeologi dari University of Southampton, Clive Gamble, yang tidak terlibat dalam proyek ini, mengatakan penemuan ini "sangat signifikan."
Para peneliti mengatakan para manusia yang meninggalkan jejak kaki tersebut sepertinya berkerabat dengan "manusia perintis", yang fosilnya ditemukan di Spanyol. Spesies itu meninggal sekitar 800.000 tahun yang lalu.
Riset di Happisburgh akan berlanjut, dan para ilmuwan berhatap akan menemukan fosil-fosil manusia purba tersebut, atau bukti tempat tinggal mereka, untuk membangun gambaran yang lebih utuh mengenai kebutuhan mereka.
Foto-foto jejak kaki tersebut akan dipamerkan di Natural History Museum dalam pameran berjudul "Britain: One Million Years of the Human Story." opening at the Natural History Museum next week. Jejak kakinya sendiri, yang bertahan selama hampir satu juta tahun, tidak akan dipamerkan. Dua minggu setelah ditemukan, gelombang Laut utara menghapusnya. (Reuters)