Tautan-tautan Akses

IMF Peringatkan Maladewa Terkait Pinjaman ke China


FILE: Presiden China Xi Jinping dan Presiden Maladewa Mohamed Muizzu menghadiri upacara penyambutan di Aula Besar Rakyat China di Beijing, 10 Januari 2024. (cnsphoto via REUTERS)
FILE: Presiden China Xi Jinping dan Presiden Maladewa Mohamed Muizzu menghadiri upacara penyambutan di Aula Besar Rakyat China di Beijing, 10 Januari 2024. (cnsphoto via REUTERS)

Dana Moneter Internasional (IMF) memperingatkan Maladewa terkait “kesulitan pinjaman” yang terus naik, pada Senin (13/5). Peringatan itu diberikan seiring upaya negara kecil namun menjadi tujuan wisata mewah berlokasi strategis ini, untuk meminjam dana lebih banyak dari kreditor utamanya, China.

Sejak memenangkan jabatannya tahun lalu, Presiden Mohamed Muizzu telah mengubah arah negara atol ini, yang dikenal dengan resor-resor pantai mahal dan wisatawan kalangan selebriti, makin jauh dari India yang secara tradisional menjadi sumber pinjaman, dan mendekat ke China.

Bulan lalu, partainya memenangkan pemilu parlemen secara telak setelah berjanji untuk membangun ribuan apartemen, mereklamasi lebih banyak lahan untuk pengembangan kota dan memperbaiki bandara, semua dengan pendanaan dari China.

Tanpa menyebut siapa pemberi pinjaman utama bagi negara kepulauan ini, IMF mengatakan bahwa Maladewa masih “berada pada risiko tinggi kesulitan pinjaman dari eksternal maupun keseluruhan” tanpa “perubahan kebijakan yang besar”.

“Ketidakpastian seputar prospek tinggi dan risiko mengarah ke sisi negatifnya, termasuk dari penundaan konsolidasi fiskal dan pertumbuhan yang melemah dari sumber pasar pariwisata utama,” kata IMF dalam sebuah pernyataan.

IMF mendesak Maladewa untuk segera meningkatkan pendapatan, memotong belanja dan mengurangi pinjaman luar negeri untuk menghindari krisis ekonomi besar.

Maladewa adalah negara kecil yang terdiri dari 1.192 pulau karang kecil yang membentang sepanjang 800 kilometer melintasi khatulistiwa, tetapi secara strategis berada di rute pelayaran internasional utama timur-barat.

Wisata merupakan sumber devisa penting negara ini, yang memiliki pantai-pantai berpasir putih dan resor-resor terpencil yang menawarkan liburan bergaya Robinson Crusoe.

China telah menjanjikan dana lebih besar sejak kemenangan Muizzu tahun lalu. Presiden Muizzu sendiri berterima kasih kepada China atas “bantuan tanpa pamrih” bagi dana pembangunan Maladewa dalam kunjungan kenegaraan ke Beijing, beberapa saat setelah dia mengambil alih kekuasaan.

Data resmi menunjukkan bahwa utang luar negeri Maladewa mencapai $4,038 miliar tahun lalu, sekitar 118 persen dari produk domestik bruto-nya dan naik hampir $250 juta dari 2022.

Pada Juni 2023, Bank Ekspor-Impor China memegang 25,2 persen pinjaman luar negeri Maladewa dan merupakan pemberi pinjaman tunggal terbesar bagi negara itu, menurut data dari Kementerian Keuangan Maladewa.

Negara tetangganya yang dililit utang, yaitu Sri Lanka, telah gagal membayar utang luar negerinya pada 2022, setelah krisis mata uang asing yang menciptakan kelangkaan makanan dan bahan bakar selama berbulan-bulan.

Lebih dari 50 persen pinjaman bilateral Sri Lanka, dimiliki oleh China dan negara pulau itu masih berjuang untuk merestrukturisasi pinjamannya, dengan bantuan IMF.

Karena tidak mampu membayar utang dari China yang besar untuk membangun pelabuhan di wilayah selatan, Sri Lanka mengizinkan BUMN China untuk mengambil alih fasilitas itu secara sewa selama 99 tahun pada 2017.

Kesepakatan ini meningkatkan kekhawatiran terkait penggunaan “jebakan hutang” oleh China, dalam upaya memperluas pengaruh mereka di luar negeri, termasuk di Samudra Hindia. [ns/uh]

Forum

Recommended

XS
SM
MD
LG