Dana Moneter Internasional (IMF) memperkirakan, 2019 akan menjadi tahun pertumbuhan ekonomi global yang lebih lambat, melanjutkan tren yang terjadi pada 2018. Meski demikian, IMF melihat adanya harapan kembalinya perekonomian yang lebih cerah pada akhir tahun ini dan memasuki tahun 2020.
Dalam edisi terbaru laporan Prakiraan Ekonomi Dunia yang dikeluarkan dua kali setahun, IMF memperingatkan, sementara ada alasan keoptimisan, ada sejumlah resiko yang menghalangi potensi pertumbuhan ekonomi global.
Faktor-faktor yang berpotensi membatasi pertumbuhan itu adalah ketidakpastian terkait Brexit, kondisi hubungan dagang AS-China, dan perekonomian Turki dan Argentina yang sedang merosot.
Laporan itu mengatakan, para pembuat kebijakan perlu bekerjasama memastikan agar ketidakpastian ekonomi tidak melemahkan investasi.
IMF juga optimistis AS dan China akan menyelesaikan sengketa dagang mereka yang selama ini telah mengakibatkan perang tarif terhadap produk-produk bernilai miliaran dolar. IMF juga mengatakan, Bank Sentral AS telah mengambil kebijakan moneter yang lebih bersahabat yang dapat menstimulasi pertumbuhan ekonomi.
Setelah pertumbuhan global yang melambat hingga 3,6 persen pada 2018, IMF meramalkan pertumbuhan ekonomi pada 2019 sekitar 3,3 persen. [ab]
