Masuknya arus imigran dan pengungsi dalam jumlah besar, tentu membantu meningkatkan populasi suatu wilayah. Tetapi mereka juga bisa berdampak sosial dan ekonomi. Sebuah gurun kosong di utara Columbus, Ohio pada awal tahun 2000an kini telah hidup kembali berkat pendatang baru Amerika.
Buah-buahan dan sayuran dari luar negeri dan produk lainnya di Saraga International Grocery, menarik pelanggan dari semua latar belakang etnis dan juga bagi penduduk kota Columbus yang sudah lama tinggal di sana.
"Saya membeli mie ramen dan cabai ekstra pedas. Saya suka karena ada banyak variasi bahan makanan dari tempat -tempat yang berbeda di dunia," kata Ron Kosa.
Imigran asal Korea, John Sung membuka toko seluas 5.000 meter persegi empat tahun lalu.
"Kami menjual produk dari lima benua, Afrika, Asia, Amerika Selatan, Eropa. Kami punya 80 karyawan, termasuk pengungsi dan imigran dari seluruh dunia juga," ujarnya bangga.
Di pusat perbelanjaan sekitar dua kilometer dari toko Saraga, terdapat Jubba Travel Agency. Ahmed O Haji dari Somalia membuka bisnisnya sembilan tahun lalu.
"Yang mendorong saya untuk memulai bisnis ini adalah kebutuhan orang-orang imigran yang sebagian besar adalah warga Somalia yang akan kembali dari tanah air mereka. sarana transportasi adalah maskapai penerbangan. Jadi saya pikir itu adalah bisnis yang menguntungkan," papar Ahmed.
Di dalam Jubba Mall, pengungsi Somalia dan imigran memiliki toko-toko kecil dan saling membantu mendatangkan pelanggan baru.
Mal perbelanjaan dan restoran etnik itu ramai dikunjungi di sepanjang Jalan Morse yang membentang di bagian utara kota.
Ahmed O Haji mengatakan, menghidupkan kembali kota ini terjadi secara alamiah.
"Saya tidak mendapat insentif atau saran dari kota. Sebagian pengungsi atau imigran memiliki keterampilan bisnis yang hebat. Jadi mereka masuk ke bisnis tanpa bantuan pemerintah dan mereka berkembang," imbuhnya.
Dalam beberapa dasawarsa terakhir, di Ohio tengah telah terlihat arus masuk besar para imigran dari seluruh dunia. sebagian besar pengungsi tiba dalam 10 tahun terakhir.
Guadalupe Velasquez, Pembantu Direktur kota Columbus mengatakan, "Berdasarkan sebuah studi baru-baru ini, kami melihat lebih dari 900 bisnis dibuka secara khusus oleh komunitas pengungsi, dan kemudian mereka mempekerjakan lebih dari 23.000 orang. sumbangan pengungsi terhadap perekonomian kota adalah 1,6 miliar dolar."
Karena Kepres yang membatasi perjalanan dari enam negara, termasuk Somalia mulai berlaku pada bulan Juni, Haji mengatakan bisnisnya telah menurun drastis. Penjualan tiket pesawat anjlok, tetapi dia tetap akan tinggal di kota itu. [ps/ii]