SHANGHAI —
Pemerintah China telah menetapkan malam Tahun Baru China sebagai hari kerja pada 2014, memicu kemarahan publik karena mengganggu rencana perayaan hari raya tradisional yang dianggap paling penting.
Setiap tahun pada pertengahan Desember, pemerintah mengumumkan hari libur nasional untuk tahun berikutnya.
Mereka seringkali mengikuti pola yang sama, namun untuk tahun depan, yang diumumkan pada Rabu larut malam (11/12), mengejutkan dan membuat banyak orang marah, karena liburan Festival Musim Semi adalah waktu jutaan orang mudik ke kampung halaman.
Rencana liburan yang disetujui oleh kabinet China, atau Dewan Negara, menetapkan 6 Februari sebagai hari libur nasional untuk Festival Musim Semi selama tujuh hari, bukannya 30 Januari, yang merupakan Tahun Baru China.
“Banyak orang perlu pulang ke rumah dan bersiap untuk Tahun Baru China,” ujar Ran Ying, 26, seorang pekerja di Shanghai. "Adalah suatu kesalahan untuk menukar rencana liburan dari malam Tahun Baru menjadi hari ketujuh Tahun Baru.”
Banyak yang meluapkan kemarahannya di situs mikroblog Sina Weibo, versi China Twitter. Bahkan tabloid berpengaruh Global Times mengkritik jadwal baru tersebut, mengatakan bahwa mereka yang tinggal jauh dari kampung halaman perlu waktu untuk kembali, dan mereka menyerukan liburan nasional yang lebih lama.
“Adalah keinginan masyarakat urban China untuk menghadapi libur publik lebih lama karena banyak orang merasa lelah dan lebih mementingkan istirahat daripada uang,” tulis artikel editorial media tersebut.
Jadwal baru itu tidak akan menghapus kekacauan akibat banyak orang bermudik pada waktu yang sama. Polisi anti huru-hara harus dikerahkan untuk mengontrol massa di beberapa tempat wisata populer dalam liburan Hari Nasional pada Oktober.
Cai Jiming, profesor di Tsinghua University Beijing yang mempelajari kebijakan libur nasional, mengatakan pada kantor berita Xinhua bahwa cara satu-satunya untuk mengatasi masalah itu adalah untuk membagi beban dengan memberlakukan cuti bersama, yang tidak banyak dimiliki warga.
Pemerintah juga mengatakan bahwa hanya 1 Januari yang akan menjadi libur nasional tahun depan, bukannya tiga hari seperti biasanya.
“Perlu waktu lama untuk merencanakan liburan, dan sekarang ternyata hanya ada satu hari libur pada Tahun Baru,” tulis seorang pengguna Weibo. “Saya sudah terlanjur membeli tiket pesawat.” (Reuters)
Setiap tahun pada pertengahan Desember, pemerintah mengumumkan hari libur nasional untuk tahun berikutnya.
Mereka seringkali mengikuti pola yang sama, namun untuk tahun depan, yang diumumkan pada Rabu larut malam (11/12), mengejutkan dan membuat banyak orang marah, karena liburan Festival Musim Semi adalah waktu jutaan orang mudik ke kampung halaman.
Rencana liburan yang disetujui oleh kabinet China, atau Dewan Negara, menetapkan 6 Februari sebagai hari libur nasional untuk Festival Musim Semi selama tujuh hari, bukannya 30 Januari, yang merupakan Tahun Baru China.
“Banyak orang perlu pulang ke rumah dan bersiap untuk Tahun Baru China,” ujar Ran Ying, 26, seorang pekerja di Shanghai. "Adalah suatu kesalahan untuk menukar rencana liburan dari malam Tahun Baru menjadi hari ketujuh Tahun Baru.”
Banyak yang meluapkan kemarahannya di situs mikroblog Sina Weibo, versi China Twitter. Bahkan tabloid berpengaruh Global Times mengkritik jadwal baru tersebut, mengatakan bahwa mereka yang tinggal jauh dari kampung halaman perlu waktu untuk kembali, dan mereka menyerukan liburan nasional yang lebih lama.
“Adalah keinginan masyarakat urban China untuk menghadapi libur publik lebih lama karena banyak orang merasa lelah dan lebih mementingkan istirahat daripada uang,” tulis artikel editorial media tersebut.
Jadwal baru itu tidak akan menghapus kekacauan akibat banyak orang bermudik pada waktu yang sama. Polisi anti huru-hara harus dikerahkan untuk mengontrol massa di beberapa tempat wisata populer dalam liburan Hari Nasional pada Oktober.
Cai Jiming, profesor di Tsinghua University Beijing yang mempelajari kebijakan libur nasional, mengatakan pada kantor berita Xinhua bahwa cara satu-satunya untuk mengatasi masalah itu adalah untuk membagi beban dengan memberlakukan cuti bersama, yang tidak banyak dimiliki warga.
Pemerintah juga mengatakan bahwa hanya 1 Januari yang akan menjadi libur nasional tahun depan, bukannya tiga hari seperti biasanya.
“Perlu waktu lama untuk merencanakan liburan, dan sekarang ternyata hanya ada satu hari libur pada Tahun Baru,” tulis seorang pengguna Weibo. “Saya sudah terlanjur membeli tiket pesawat.” (Reuters)