WASHINGTON DC —
Lebih dari setengah juta orang diperkirakan akan berkumpul di lapangan antara Gedung Capitol dan Gedung Putih untuk menghadiri inaugurasi Presiden hari Senin ini. Jumlah itu sekitar sepertiga jumlah orang yang menghadiri pelantikan pertama Presiden Barack Obama empat tahun lalu.
Walaupun demikian, peristiwa besar seperti ini masih memberikan banyak tantangan keamanan.
Pelantikan presiden sangat rumit. Ada sumpah jabatan yang dihadiri oleh para pejabat dari dalam dan luar negeri. Konvoi Presiden ke dan dari Gedung Putih, dan massa besar yang berkumpul di sepanjang jalan yang akan dilewati presiden. Semua itu memberikan tantangan yang rumit bagi keamanan.
Jessica Zuckerman, pakar keamanan dalam negeri dari Heritage Foundation mengatakan, “Peristiwa ini akan melebar ke wilayah yang luas. Kita berbicara tentang parade pelantikan, upacara pengambilan sumpah jabatan di seluruh Washington, DC. Ada isu-isu untuk memastikan wilayah-wilayah dalam lingkaran kota ini aman tanpa mengganggu kegiatan bisnis sehari-hari.”
Para pejabat telah membuat rencana keamanan untuk inaugurasi selama lebih dari setahun. Dinas Rahasia Amerika, yang mengawal presiden setiap hari, bertanggung jawab dan akan dibantu oleh aparat penegak hukum federal dan lokal dari lebih dari 60 yurisdiksi di seluruh pelosok Amerika.
Mereka akan melakukan tugas pemantauan keamanan di atas gedung-gedung, di udara, dan di antara kerumunan massa.
Jessica Zuckerman menambahkan, “Terutama mengamati apa saja yang tidak biasa. Prinsipnya sama, jika Anda melihat sesuatu katakan sesuatu. Mereka akan mencari apa saja yang mengindikasikan ada sesuatu yang tidak benar dan mungkin ada potensi ancaman.”
Enam ribu tentara Garda Nasional telah diminta untuk membantu Departemen Kepolisian Metropolitan Washington. Mereka akan membantu mengatur massa dan lalulintas. Pagar pembatas telah dipasang di sekeliling gedung-gedung federal dan di sepanjang rute parade untuk mengontrol arus dan akses massa untuk mengamankan berbagai tempat.
Semua upaya pengamanan akan dikoordinasikan dari pusat komando di tempat rahasia di luar kota. Para pejabat mengatakan mereka telah siap dengan setiap kemungkinan, dari terorisme dan senjata pemusnah massal sampai seorang pelaku tunggal yang ingin mengganggu proses pelantikan.
Walaupun demikian, peristiwa besar seperti ini masih memberikan banyak tantangan keamanan.
Pelantikan presiden sangat rumit. Ada sumpah jabatan yang dihadiri oleh para pejabat dari dalam dan luar negeri. Konvoi Presiden ke dan dari Gedung Putih, dan massa besar yang berkumpul di sepanjang jalan yang akan dilewati presiden. Semua itu memberikan tantangan yang rumit bagi keamanan.
Jessica Zuckerman, pakar keamanan dalam negeri dari Heritage Foundation mengatakan, “Peristiwa ini akan melebar ke wilayah yang luas. Kita berbicara tentang parade pelantikan, upacara pengambilan sumpah jabatan di seluruh Washington, DC. Ada isu-isu untuk memastikan wilayah-wilayah dalam lingkaran kota ini aman tanpa mengganggu kegiatan bisnis sehari-hari.”
Para pejabat telah membuat rencana keamanan untuk inaugurasi selama lebih dari setahun. Dinas Rahasia Amerika, yang mengawal presiden setiap hari, bertanggung jawab dan akan dibantu oleh aparat penegak hukum federal dan lokal dari lebih dari 60 yurisdiksi di seluruh pelosok Amerika.
Mereka akan melakukan tugas pemantauan keamanan di atas gedung-gedung, di udara, dan di antara kerumunan massa.
Jessica Zuckerman menambahkan, “Terutama mengamati apa saja yang tidak biasa. Prinsipnya sama, jika Anda melihat sesuatu katakan sesuatu. Mereka akan mencari apa saja yang mengindikasikan ada sesuatu yang tidak benar dan mungkin ada potensi ancaman.”
Enam ribu tentara Garda Nasional telah diminta untuk membantu Departemen Kepolisian Metropolitan Washington. Mereka akan membantu mengatur massa dan lalulintas. Pagar pembatas telah dipasang di sekeliling gedung-gedung federal dan di sepanjang rute parade untuk mengontrol arus dan akses massa untuk mengamankan berbagai tempat.
Semua upaya pengamanan akan dikoordinasikan dari pusat komando di tempat rahasia di luar kota. Para pejabat mengatakan mereka telah siap dengan setiap kemungkinan, dari terorisme dan senjata pemusnah massal sampai seorang pelaku tunggal yang ingin mengganggu proses pelantikan.