Microsoft pekan ini merilis “Indeks Keberadaban Digital” atau “Digital Civility Index” yang menunjukkan tingkat keberadaban pengguna internet atau netizen sepanjang tahun 2020. Hasilnya memprihatinkan karena menunjukkan bahwa tingkat keberadaban (civility) netizen Indonesia sangat rendah.
Laporan yang didasarkan atas survei pada 16.000 responden di 32 negara antara April-Mei 2020 itu menunjukkan Indonesia ada di peringkat 29.
Keberadaban yang dimaksud dalam laporan ini terkait dengan perilaku berselancar di dunia maya dan aplikasi media sosial, termasuk risiko terjadinya penyebarluasan berita bohong atau hoaks, ujaran kebencian atau hate speech, diskriminasi, misogini, cyberbullying, trolling atau tindakan sengaja untuk memancing kemarahan, micro-aggression atau tindakan pelecehan terhadap kelompok marginal (kelompok etnis atau agama tertentu, perempuan, kelompok difabel, kelompok LGBTQ dan lainnya) hingga ke penipuan, doxing atau mengumpulkan data pribadi untuk disebarluaskan di dunia maya guna mengganggu atau merusak reputasi seseorang, hingga rekrutmen kegiatan radikal dan teror, serta pornografi.
Survei itu mendapati 47 persen yang disurvei pernah terlibat dalam bullying di dunia maya, 19 persen bahkan mengatakan pernah menjadi sasaran bullying. Kelompok yang paling terpapar bullying di internet adalah generasi Z atau yang lahir antara tahun 1997-2010 (47 persen), kelompok milenial atau yang lahir antara tahun 1981-1996 (54 persen), generasi X atau yang lahir antara tahun 1965-1980 (39 persen) dan kelompok baby-boomers atau yang lahir antara tahun 1945-1964 (18 persen).
Skor Indonesia memang naik delapan poin, dari 67 pada tahun 2019 menjadi 76 pada tahun 2020, tetapi Indonesia tetap menjadi negara dengan warga netizen paling tidak beradab di Asia Tenggara.
Survei Microsoft ini juga menunjukkan bahwa tingkat keberadaban netizen saat ini berada di titik terendah, jika dibandingkan dengan survei tahunan yang sama sejak tahun 2016. Microsoft melakukan survei tahunan ini guna mendorong netizen melakukan interaksi yang lebih sehat, aman dan saling menghormati.
Peran Penting Perusahaan Teknologi Media Sosial
Yang menarik survei ini mendapati bahwa netizen yang dinilai ikut mendorong anjloknya tingkat keberadaban adalah orang dewasa atau yang berusia di atas 18 tahun, yang skornya mencapai +16. Mengingat jumlah pengguna internet di Indonesia yang mencapai lebih dari 202 juta orang atau lebih dari 73 persen total penduduk, angka ini tentu mencemaskan.
Namun Microsoft juga mencatat keinginan besar netizen, yaitu 59 persen, agar perusahaan media sosial ikut memperbaiki tingkat keberadaban lewat berbagai hal. Nilai itu setara dengan yang berharap agar media ikut memainkan peran yaitu 54 persen. Sementara yang berharap pemulihan dilakukan oleh pemerintah mencapai 48 persen, oleh institusi pendidikan 46 persen, dan oleh institusi keagamaan 41 persen. [em/es]