NEW DELHI, INDIA —
Beberapa hari setelah Iran mencapai kesepakatan dengan sejumlah negara berpengaruh, Menteri Perminyakan India Vivek Rae mengatakan India akan mengirim delegasi ke Iran untuk membahas mekanisme pembayaran untuk minyak.
Karena Iran praktis terkucil dari sistem perbankan global, India sebelumnya membuat sistem barter dengan negara yang dililit sanksi itu dengan membayar sebagian impor minyak mentahnya dengan mata uang rupee. Sistem ini tidak efisien karena uang rupee itu terus menumpuk di India.
Perusahaan-perusahaan pengilang minyak india mengatakan kini mereka bisa mentransfer uang ke Iran dalam mata uang euro. India berutang kepada Iran lebih dari lima miliar dolar.
Menteri Rae hari Rabu (27/11) mengatakan, tergantung pada kelonggaran sanksi, India juga mungkin akan meningkatkan impor minyak dari Iran dalam tahun fiskal mendatang yang dimulai April.
Dalam dua tahun ini, India yang merupakan konsumen terbesar kedua minyak mentah Iran, telah memangkas impor minyak dari Iran akibat tekanan Amerika.
Analis energi Praveen Kumar pada Facts Global Energy di Singapura mengatakan kilang-kilang minyak tidak lagi akan ditekan untuk mengurangi pasokan dari Iran.
Kumar mengungkapkan, “Ada batasan 20 persen yang selama ini mereka penuhi. Saya pikir itu tidak akan diberlakukan lagi. Saya pikir mereka tidak akan mengurangi lagi pasokan minyak mentah mulai saat ini karena kilang-kilang minyak India sangat bergantung pada minyak tersebut.”
Impor minyak India merosot ke bawah level yang ditetapkan sanksi karena semakin susah untuk mendapat kiriman minyak akibat kesulitan mendapat asuransi untuk tanker-tanker yang mengangkut minyak dari Iran. Kilang-kilang minyak India berharap segera mengatasi hambatan ini.
Para pengusaha India juga optimistis. Dalam setahun ini, India berusaha meningkatkan ekspor seperti beras, suku cadang otomotif dan produk farmasi ke Iran untuk menghabiskan dana rupee yang menimbun di bank-bank India. Para pengusaha itu juga ingin berinvestasi di Iran.
Meskipun sanksi-sanksi yang dipimpin Amerika telah membatasi hubungan ekonomi India dengan Iran, hubungan politik antar kedua negara itu tidak terpengaruh. Para analis politik mengatakan semakin longgarnya sanksi atas Iran akan membuka cara-cara baru untuk kerjasama antara India dan Iran.
Karena Iran praktis terkucil dari sistem perbankan global, India sebelumnya membuat sistem barter dengan negara yang dililit sanksi itu dengan membayar sebagian impor minyak mentahnya dengan mata uang rupee. Sistem ini tidak efisien karena uang rupee itu terus menumpuk di India.
Perusahaan-perusahaan pengilang minyak india mengatakan kini mereka bisa mentransfer uang ke Iran dalam mata uang euro. India berutang kepada Iran lebih dari lima miliar dolar.
Menteri Rae hari Rabu (27/11) mengatakan, tergantung pada kelonggaran sanksi, India juga mungkin akan meningkatkan impor minyak dari Iran dalam tahun fiskal mendatang yang dimulai April.
Dalam dua tahun ini, India yang merupakan konsumen terbesar kedua minyak mentah Iran, telah memangkas impor minyak dari Iran akibat tekanan Amerika.
Analis energi Praveen Kumar pada Facts Global Energy di Singapura mengatakan kilang-kilang minyak tidak lagi akan ditekan untuk mengurangi pasokan dari Iran.
Kumar mengungkapkan, “Ada batasan 20 persen yang selama ini mereka penuhi. Saya pikir itu tidak akan diberlakukan lagi. Saya pikir mereka tidak akan mengurangi lagi pasokan minyak mentah mulai saat ini karena kilang-kilang minyak India sangat bergantung pada minyak tersebut.”
Impor minyak India merosot ke bawah level yang ditetapkan sanksi karena semakin susah untuk mendapat kiriman minyak akibat kesulitan mendapat asuransi untuk tanker-tanker yang mengangkut minyak dari Iran. Kilang-kilang minyak India berharap segera mengatasi hambatan ini.
Para pengusaha India juga optimistis. Dalam setahun ini, India berusaha meningkatkan ekspor seperti beras, suku cadang otomotif dan produk farmasi ke Iran untuk menghabiskan dana rupee yang menimbun di bank-bank India. Para pengusaha itu juga ingin berinvestasi di Iran.
Meskipun sanksi-sanksi yang dipimpin Amerika telah membatasi hubungan ekonomi India dengan Iran, hubungan politik antar kedua negara itu tidak terpengaruh. Para analis politik mengatakan semakin longgarnya sanksi atas Iran akan membuka cara-cara baru untuk kerjasama antara India dan Iran.
