Komisi AS untuk Kebebasan Beragama Internasional (USCIRF) baru-baru ini mengeluarkan laporan yang mengatakan, di India, pada 2015, toleransi beragama memburuk dan pelanggaran kebebasan beragama meningkat.
Kementerian Luar Negeri India mengatakan, mereka tidak menghiraukan laporan itu, yang menurut mereka tidak menunjukkan pemahaman yang pantas atas India, masyarakatnya dan konstitusinya.
"India adalah masyarakat majemuk yang dibangun dengan prinsip-prinsip demokrasi yang kuat. Konstitusi India menjamin hak-hak fundamental bagi semua warganya, termasuk kebebasan beragama,” kata juru bicara Kementerian Luar Negeri India Vikas Swarup.
Laporan USCIRF mengatakan, komunitas-komunitas minoritas di India, khususnya Kristen, Muslim dan Sikhs, mengalami serangkaian intimidasi, pelecehan dan kekerasan, yang umumnya dilakukan kelompok-kelompok nasionalis Hindu.
USCIRF menuduh para anggota partai berkuasa, Partai Bharatiya Janata Party (BJP), secara diam-diam mendukung kelompok-kelompok tersebut dan menggunakan bahasa yang memecah belah secara agama untuk membakar lebih jauh ketegangan.
Sejak PM Narendra Modi berkuasa pada pertengahan 2014, ada kekhawatiran bahwa para politisi dan kelompok-kelompok garis keras yang terkait dengan partai nasionalis Hindunya, membakar ketegangan sektarian. [ab/as]