Kementerian kesehatan India, Jumat (22/5) menyatakan negara itu mencatat 6.088 kasus COVID-19, lonjakan terbesar dalam periode 24 jam. Dalam periode yang sama terjadi 148 kematian, mulai Kamis pagi (21/5) hingga Jumat (22/5), sebut kementerian kesehatan. Di negara itu tercatat lebih dari satu juta kasus virus corona.
Dalam perjuangan Inggris untuk menghentikan penyebaran virus corona, semua orang yang menggunakan pesawat terbang memasuki negara itu, termasuk warga negaranya, akan diwajibkan melakukan isolasi mandiri selama 14 hari.
Para pengunjung dari luar negeri akan diharuskan memberitahu alamat dan akan dikenai pemeriksaan sewaktu-waktu serta denda jika mereka melanggar karantina, kata Brandon Lewis, Menteri urusan Irlandia Utara kepada Sky News, hari Jumat (22/5). Protokol baru ini diperkirakan akan dimulai bulan depan.
Johns Hopkins Coronavirus Resource Center melaporkan ada lebih dari lima juta kasus COVID-19 dan lebih dari 333 ribu kematian di seluruh dunia akibat virus corona.
AS terus memimpin dalam jumlah kasus dan kematian. AS mencatat lebih dari 1,5 juta orang yang telah terinfeksi dan hampir 95 ribu orang meninggal karena virus tersebut.
Rusia menempati peringkat kedua kasus terbanyak dengan catatan lebih dari 317 ribu kasus. Brazil di tempat ketiga dengan lebih dari 310 ribu kasus.
Di AS, Presiden Donald Trump telah memerintahkan agar bendera di seluruh bangunan federal dan monumen diturunkan setengah tiang selama tiga hari untuk mengenang semua orang Amerika yang meninggal karena virus corona.
Ia mengeluarkan pengumuman itu Kamis malam (21/5) di Twitter, pada saat yang sama ia mengatakan penurunan bendera setengah tiang pada hari Senin juga akan menghormati para tentara “yang telah memberi pengorbanan terbesar bagi negara” ketika Amerika memperingati Memorial Day.
Sementara itu, Jaksa Agung Michigan mengatakan Trump mungkin tidak diundang kembali ke negara bagian itu jika ia menolak mengenakan masker di depan umum.
Trump hari Kamis (21/5) mengunjungi pabrik mobil Ford di dekat Detroit yang telah diubah menjadi pabrik pembuat ventilator.
Semua eksekutif Ford yang memandu Trump berkeliling fasilitas itu mengenakan masker. Tetapi Trump, seperti yang selalu ia lakukan, menolak mengenakan masker pada waktu ia terlihat oleh media.
Jaksa Agung Michigan Dana Nessel mengatakan kewajiban semua pengunjung pabrik itu untuk mengenakan masker bukan hanya kebijakan Ford Motors’ tetapi juga merupakan hukum yang berlaku di negara bagian itu.
“Ia akan diminta untuk tidak kembali ke fasilitas apapun di negara bagian kami, kami akan harus mengambil tindakan terhadap perusahaan manapun yang membiarkannya pada masa mendatang,” kata Nessel.
Ketika ditanya apakah Trump diberitahu bahwa tidak mengenakan masker di pabrik itu tidak dapat dibenarkan, CEO Ford Bill Ford mengatakan, “Terserah dia.”
Trump mengklaim ia mengenakan masker di luar penglihatan para wartawan karena ia tidak ingin memberi kesenangan kepada pers melihatnya demikian.
Presiden Trump diberitakan memberitahu para staf Gedung Putih bahwa ia tidak ingin mengenakan masker di depan umum karena menurutnya hal itu akan membuatnya terlihat lemah.
Keluhan dari banyak anggota Demokrat dan sejumlah gubernur bahwa penanganan Gedung Putih terkait wabah virus corona membingungkan tampaknya berdampak sedikit saja bagi tingkat persetujuan terhadap kinerja Trump.
Jajak pendapat baru Associated Press dan University of Chicago mengindikasikan Trump memiliki tingkat dukungan 41 persen, angka yang konsisten sepanjang masa kepresidenannya.
Juga Kamis (21/5), presiden mengatakan pemerintah AS telah mencapai kesepakatan dengan perusahaan farmasi Inggris AstraZeneca untuk menghasilkan 400 juta dosis vaksin virus corona yang potensial.
AstraZeneca menyatakan menerima lebih dari 1 miliar dolar dari para peneliti federal.
Pemerintah AS telah mencapai kesepakatan lainnya dengan Johnson & Johnson, Moderna, dan perusahaan Perancis Sanofi mengenai pembuatan vaksin. [uh/ab]