India dan China telah memulai pendekatan baru dalam melakukan vaksinasi COVID-19 yaitu dengan memberikan dua opsi pemberian vaksin tanpa melalui suntikan, di mana opsi pertama diberikan melalui semprotan di hidung, dan opsi kedua dengan cara dihirup melalui mulut.
Regulator di India pada Selasa (6/9) mengizinkan semprotan versi hidung Bharat Biotech sebagai pilihan bagi orang yang belum divaksinasi.
“Langkah ini akan semakin memperkuat perjuangan kolektif kita melawan pandemi,” ujar Menteri Kesehatan India Mansukh Mandaviya di Twitter.
Belum jelas seberapa ampuh vaksin yang diberikan melalui hidung itu. Bharat belum merilis hasil kajiannya, atau mengatakan seberapa cepat opsi baru tersebut akan diluncurkan kepada publik.
Vaksin Versi Inhalasi Buatan China
Sementara itu, perusahaan vaksin asal China, CanSino Biologics, pada Minggu (3/9) lalu, mengumumkan bahwa regulator China juga telah menyetujui versi inhalasi vaksin COVID-19 yang dibuat oleh perusahaannya, untuk digunakan sebagai booster atau suntikan penguat.
Perusahaan itu menunjukkan hasil kajian awal bahwa versi inhalasi meningkatkan perlindungan kekebalan tubuh setelah satu isapan. Belum jelas apakah itu berarti peningkatan efektivitas, atau seberapa cepat booster inhalasi akan tersedia.
Vaksin COVID-19 yang digunakan hingga saat ini masih dalam bentuk suntikan. Hal ini telah menyelamatkan jutaan nyawa dan memberikan perlindungan kuat terhadap penyakit parah dan kematian, bahkan ketika muncul varian virus corona yang jauh lebih menular.
Tetapi versi bebas suntikan sedang dieksplorasi sebagai strategi untuk meningkatkan perlindungan terhadap infeksi, dengan minat khusus pada vaksin lewat hidung yang dirancang guna menangkis virus tepat di tempat di mana ia memasuki tubuh.
Menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO), hampir selusin kandidat vaksin yang memungkinkan sedang dikembangkan dalam berbagai tahap pengujian dunia dan CanSino adalah memproduksi salah satu dari dua kandidat vaksin inhalasi yang sedang dikembangkan.
Sementara vaksin melalui hidung buatan Bharat Biotech – India, dikembangkan oleh para ilmuwan di Universitas Washington di St. Louis, dan kemudian dilisensikan ke pembuat vaksin India, Bharat Biotech.
Perusahaan itu telah melakukan dua uji coba, dengan memberikan dua dosis vaksin kepada 3.100 sukarelawan yang sebelumnya tidak divaksinasi, dan kepada sekitar 875 orang yang telah menerima dua dosis suntikan COVID-19 sebagai booster.
Bharat juga sedang mengupayakan izin untuk semprotan hidung yang akan digunakan sebagai booster bagi dua per tiga orang di India yang sudah divaksinasi. [em/jm]
Forum