NEW DELHI —
Munculnya India sebagai tempat baru yang terdepan untuk listrik tenaga surya telah mengubahnya menjadi pasar kunci untuk para pengembang tenaga surya. Harga yang jatuh dan dorongan dari pemerintah telah membuat energi surya pilihan yang kompetitif untuk negara yang dilimpahi cahaya matahari ini.
Ribuan panel tenaga surya yang mengilap tersebar di daerah yang tandus di negara bagian Gujarat, India sebelah barat, telah menyediakan listrik bagi masyarakat di sana selama hampir setahun.
Taman energi surya terbesar di Asia, dekat desa Charanka, didirikan April tahun lalu oleh lebih dari selusin perusahaan internasional untuk menghasilkan 214 megawatt listrik per hari.
Sejak saat itu, lebih banyak taman energi surya dibuat di negara yang pada tiga tahun lalu praktis tidak memproduksi energi surya.
Amit Kumar dari lembaga The Energy and Resources Institute di New Delhi mengatakan jatuhnya harga untuk energi surya membuat negara itu bersaing secara komersial untuk mengembangkan energi dari cahaya matahari.
"Dalam waktu setahun, kita memiliki sekitar 1.500 megawatt energi surya dan itu merupakan prestasi. Harga juga terus menurun, dan kami merasakan lagi bahwa biaya energi surya harus sama dengan energi konvensional, dan kami rasa itu bisa dicapai pada 2017," ujar Kumar.
Bahan bakar fosil konvensional memasok sebagian besar energi di India, namun pemerintah telah menetapkan tujuan yang ambisius untuk menghasilkan 20.000 megawatt energi surya pada 2022.
Pada pekan lalu, Perdana Menteri Manmohan Singh mendesak perusahaan-perusahaan global untuk menjadikan India pusat energi surya pada sebuah konferensi mengenai energi bersih.
Karena hampir 400 juta orang masih belum memiliki akses terhadap listrik, terutama di daerah pedesaan, India sangat membutuhkan sumber-sumber energi baru. Bahkan daerah perkotaan mengalami kekurangan tenaga listrik yang kronis. Dan fokus pada tenaga surya untuk mengisi kekosongan menarik para perusahaan untuk mengambil pangsa pasar dari sektor tenaga surya yang sedang berkembang.
Beberapa perusahaan mendirikan taman-taman tenaga surya yang besar, tertarik karena jaminan pemerintah untuk membeli listrik dengan tarif bersubsidi.
Yang lainnya memproduksi sistem-sistem tenaga surya kecil untuk masyarakat pedesaan. Salah satunya adalah SELCO India yang berbasis di Bangalore, dengan sistem tenaga surya yang membantu memasok listrik untuk peralatan berdaya kecil, seperti lampu, kipas angin, pesawat televisi, ponsel dan mesin jahit.
“Berkat listrik tenaga surya, para penjahit sari bisa kembali menggunakan mesin jahit listrik. Yang tadinya mereka memproduksi 10 atau 20 sari, sekarang mereka dapat menghasilkan 80 atau 100 sari," ujar Prasant Biswal dari SELCO.
Para analis mengatakan dengan wilayah tropis yang sangat luas serta berlimpahnya cahaya matahari sepanjang tahun, India dapat muncul menjadi pasar penting untuk tenaga surya jika kebijakan pemerintah terus mendukung sektor ini.
Ribuan panel tenaga surya yang mengilap tersebar di daerah yang tandus di negara bagian Gujarat, India sebelah barat, telah menyediakan listrik bagi masyarakat di sana selama hampir setahun.
Taman energi surya terbesar di Asia, dekat desa Charanka, didirikan April tahun lalu oleh lebih dari selusin perusahaan internasional untuk menghasilkan 214 megawatt listrik per hari.
Sejak saat itu, lebih banyak taman energi surya dibuat di negara yang pada tiga tahun lalu praktis tidak memproduksi energi surya.
Amit Kumar dari lembaga The Energy and Resources Institute di New Delhi mengatakan jatuhnya harga untuk energi surya membuat negara itu bersaing secara komersial untuk mengembangkan energi dari cahaya matahari.
"Dalam waktu setahun, kita memiliki sekitar 1.500 megawatt energi surya dan itu merupakan prestasi. Harga juga terus menurun, dan kami merasakan lagi bahwa biaya energi surya harus sama dengan energi konvensional, dan kami rasa itu bisa dicapai pada 2017," ujar Kumar.
Bahan bakar fosil konvensional memasok sebagian besar energi di India, namun pemerintah telah menetapkan tujuan yang ambisius untuk menghasilkan 20.000 megawatt energi surya pada 2022.
Pada pekan lalu, Perdana Menteri Manmohan Singh mendesak perusahaan-perusahaan global untuk menjadikan India pusat energi surya pada sebuah konferensi mengenai energi bersih.
Karena hampir 400 juta orang masih belum memiliki akses terhadap listrik, terutama di daerah pedesaan, India sangat membutuhkan sumber-sumber energi baru. Bahkan daerah perkotaan mengalami kekurangan tenaga listrik yang kronis. Dan fokus pada tenaga surya untuk mengisi kekosongan menarik para perusahaan untuk mengambil pangsa pasar dari sektor tenaga surya yang sedang berkembang.
Beberapa perusahaan mendirikan taman-taman tenaga surya yang besar, tertarik karena jaminan pemerintah untuk membeli listrik dengan tarif bersubsidi.
Yang lainnya memproduksi sistem-sistem tenaga surya kecil untuk masyarakat pedesaan. Salah satunya adalah SELCO India yang berbasis di Bangalore, dengan sistem tenaga surya yang membantu memasok listrik untuk peralatan berdaya kecil, seperti lampu, kipas angin, pesawat televisi, ponsel dan mesin jahit.
“Berkat listrik tenaga surya, para penjahit sari bisa kembali menggunakan mesin jahit listrik. Yang tadinya mereka memproduksi 10 atau 20 sari, sekarang mereka dapat menghasilkan 80 atau 100 sari," ujar Prasant Biswal dari SELCO.
Para analis mengatakan dengan wilayah tropis yang sangat luas serta berlimpahnya cahaya matahari sepanjang tahun, India dapat muncul menjadi pasar penting untuk tenaga surya jika kebijakan pemerintah terus mendukung sektor ini.