Badan antariksa India pada Jumat (18/8) merilis gambar Bulan yang diambil dari pesawat ruang angkasa Chandrayaan-3 saat mendekati kutub selatan bulan. Wilayah sebelumnya belum dijelajahi sebelumnya, dan diduga mengandung air es. Rusia sendiri tengah berupaya untuk mencapai lokasi itu terlebih dahulu.
Video yang diambil pada Kamis (17/8) tepat setelah pemisahan roket pendarat dari modul propulsi, menampilkan gambar dekat dari kawah-kawah saat satelit Bumi satu-satunya berputar.
Badan antariksa India meluncurkan roket yang membawa pesawat ruang angkasa itu pada 14 Juli, meluncur dari pelabuhan antariksa utama negara itu di negara bagian selatan Andhra Pradesh. Alat tersebut dijadwalkan akan mendarat pada 23 Agustus.
Rusia meluncurkan pesawat ruang angkasa pendaratan Bulan pertamanya dalam 47 tahun pada 11 Agustus. Moskow mengambil jalur singkat untuk mencapai kutub selatan Bulan di mana para ilmuwan mendeteksi adanya es air yang dapat digunakan untuk bahan bakar, oksigen, dan air minum untuk misi bulan di masa depan atau koloni Bulan.
Misi Bulan Rusia berada di jalur untuk mendaratkan Luna-25 pada 21 Agustus, dua hari sebelum pesawat ruang angkasa India.
Medan yang berat diperkirakan akan mempersulit pendaratan di kutub selatan bulan. Misi sebelumnya oleh badan antariksa India, Chandrayaan-2, jatuh pada 2019 di dekat tempat Chandrayaan-3 akan mencoba mendarat.
Chandrayaan, yang berarti "kendaraan bulan" dalam bahasa Sansekerta, memiliki tinggi dua meter yang dirancang untuk menyebarkan penjelajah. Kendaraan itu diharapkan tetap berfungsi selama dua minggu untuk menjalankan serangkaian eksperimen.
Baik India maupun Rusia sama-sama memiliki kepentingan nasional dalam pendaratan yang berhasil dan dalam mengklaim sejarah pertama yang dipertaruhkan.
Bagi Rusia, proyek mendarat di bulan yang telah direncanakan selama beberapa dekade akan menguji kemandirian negara tersebut yang makin berkembang di bidang antariksa setelah invasi Ukraina pada 2022 memutus hampir semua hubungannya dengan Barat.
Badan antariksa Rusia Roscosmos mengatakan misi Luna-25 akan menghabiskan 5-7 hari di orbit bulan sebelum turun ke salah satu dari tiga kemungkinan lokasi pendaratan di dekat kutub.
Bagi India, pendaratan di bulan yang sukses akan menandai kemunculannya sebagai kekuatan antariksa pada saat pemerintahan Perdana Menteri Narendra Modi ingin memacu investasi dalam peluncuran ruang angkasa swasta dan bisnis berbasis satelit terkait.
Sejak 2020, ketika India membuka peluang untuk peluncuran misi antariksa swasta, jumlah perusahaan rintisan yang bergerak di bidang antariksa melonjak lebih dari dua kali lipat. Pada akhir tahun lalu, Skyroot Aerospace, yang investor-investornya termasuk GIC, pengelola dana investasi negara Singapura, meluncurkan roket buatan swasta pertama di India.
Pejabat India secara pribadi mengabaikan kompetisi pendaratan di Bulan dengan Rusia. Mereka mengatakan tidak ada persaingan di antara kedua negara. [ah/ft]
Forum