Sebagai dukungan besar bagi upaya-upaya global untuk mengatasi perubahan iklim, India, pelepas emisi gas rumah kaca ketiga terbesar dunia hari Minggu (2/10) meratifikasi perjanjian iklim yang disepakati di Paris.
Persetujuan resmi India itu membuat perjanjian itu makin mendekati pelaksanaan. Perjanjian itu akan berlaku setelah 55 negara pelepas emisi dunia meratifikasinya.
Dengan persetujuan India, 62 negara yang mencakup separuh lebih pelepas emisi dunia telah tergabung dalam perjanjian itu.
Uni Eropa sebelumnya mengatakan akan meratifikasi perjanjian itu minggu depan. Amerika dan China melakukannya bulan lalu.
Ratifikasi oleh India itu penting. Meskipun negara berpenduduk 1,2 miliar itu menghasilkan sekitar empat persen emisi dunia, India akan “membuat loncatan besar” dalam menghasilkan energi untuk memenuhi perekonomiannya yang berkembang pesat.
Perjanjian Paris bertujuan membatasi kenaikan pemanasan global di bawah dua derajat Celcius dibandingkan masa pra industri dengan mendorong peralihan radikal dari ketergantungan dunia pada bahan bakar fosil.
India meratifikasi perjanjian itu pada hari ulang tahun pemimpin kemerdekaannya Mohandas Karamchand Gandhi, yang disebutnya sebagai teladan mengenai bagaimana hidup dengan tidak menimbulkan banyak polusi.
Merujuk pada negara-negara maju, Menteri Lingkungan India Anil Madhav Dave mengatakan perubahan besar gaya hidup diperlukan untuk mengurangi tekanan pada sumber daya dunia.
“Kita ingin memperjelas bahwa kecuali gaya hidup rakyat India, gaya hidup Gandhi dilaksanakan, meskipun diadakan seminar dan perundingan, tidak banyak yang akan dicapai,” kata Dave sehari sebelum India menandatangani perjanjian itu. [my/ii]