Polisi di ibu kota India menangkap seorang pria, Selasa (9/2), atas dugaan memimpin sekelompok petani yang bentrok dengan polisi dan menyerbu Benteng Merah dalam aksi protes bulan lalu yang menentang reformasi pertanian.
Puluhan ribu petani telah berkemah di jalan-jalan utama di pinggiran New Delhi selama lebih dari dua bulan dalam upaya untuk memaksa pemerintah membatalkan undang-undang pertanian baru yang menurut mereka menguntungkan para pembeli swasta dan mengorbankan para petani.
Ketika India merayakan Hari Republik dengan parade militer pada 26 Januari, para petani mengorganisir pawai traktor yang berubah menjadi bentrokan kekerasan ketika sejumlah pengunjuk rasa menyimpang dari rute yang direncanakan dan menerobos masuk kompleks Benteng Merah.
Satu orang tewas dan ratusan lainnya luka-luka akibat insiden itu.
Dalam penangkapan pertama terkait dengan kekerasan itu, polisi menangkap seorang aktor tak terkenal dari negara bagian Punjab, Deep Sidhu, dan beberapa orang lainnya yang dicurigai bergabung dengan dirinya di Benteng Merah.
Sidhu adalah seorang Sikh dan banyak petani dari Punjab yang didominasi Sikh telah menjadi garda depan aksi unjuk rasa itu. Polisi tidak mengungkap rincian dakwaan terhadap Sidhu tapi menegaskan akan menginterogasinya.
Menjauhkan diri dari kekerasan itu, para pemimpin serikat petani mengatakan Sidhu bukan merupakan bagian dari aksi protes mereka dan telah menyusup ke pawai traktor mereka pada 26 Januari.
Pemimpin serikat tani menuduh Sidhu menggelar aksinya untuk menggalang dukungan bagi kelompok-kelompok separatis yang menuntut negara Sikh yang merdeka yang disebut Khalistan.
Kelompok-kelompok separatis Sikh melancarkan pemberontakan melawan pemerintah pada 1980-an dan aksi Sidhu kemungkinan ditujukan untuk menghidupkan kembali kenangan-kenangan yang menyakitkan.
Para petani mengatakan undang-undang baru berarti akhir dari jaminan harga untuk produk pertanian mereka. Perdana Menteri Narendra Modi, mendesak petani untuk mengakhiri aksi protes mereka dan berusaha meyakinkan bahwa pemerintah akan tetap membeli tanaman pangan mereka dengan harga-harga yang telah ditetapkan.
Rakesh Tikait, seorang pemimpin petani terkemuka, mengatakan aksi protes mereka akan terus berlanjut sampai pemerintah mencabut undang-undang tersebut, mewajibkan para pembeli membayar harga yang dijamin untuk semua tanaman pangan dan membatalkan semua dakwaan polisi terhadap para pengunjuk rasa. [ab/uh]