Dalam dua tahun terakhir, Tri Ahmad Irfan selalu menghabiskan musim panas di San Francisco, negara bagian California. Bukan untuk liburan, melainkan magang di perusahaan jejaring sosial, Twitter.
Ditemui VOA di San Francisco baru-baru ini, Irfan menceritakan perjalanannya hingga bisa sampai ke Silicon Valley. Mahasiswa Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia ini mengaku dua tahun lalu mendapat bantuan dari beberapa profesional Indonesia yang sudah terlebih dulu meniti karir di pusat teknologi AS ini.
“Indo2SV banyak banget membantu. Kalau tidak ada Indo2SV saya tidak mungkin berada di sini,” kata Irfan.
Indo2SV adalah sebuah program mentoring yang bertujuan membantu mahasiswa Indonesia diterima magang di Silicon Valley.
Organisasi nirlaba ini dimulai tahun 2014 oleh dua orang sahabat; Thomas Aquinas, Software Engineer di Quora dan Reinardus Surya Pradhitya yang bekerja sebagai Software Engineer di Facebook.
Thomas mengatakan, “Ibaratnya, satu orang seperti kita yang bisa beruntung ada di sini, ada sekitar 20 orang lainnya di Indonesia yang mungkin lebih berbakat dari kita tapi mereka tidak punya kesempatan. INDO2SV adalah salah satu cara untuk berkontribusi bagi Indonesia, supaya orang-orang berbakat tadi punya kesempatan untuk bisa ke sini juga.”
Delapan mahasiswa yang berpotensi digembleng selama tiga bulan oleh delapan mentor secara jarak jauh. Mereka diajari cara menulis resume yang efektif, coding sampai teknis wawancara.
Semua mentor yang terlibat adalah warga Indonesia yang bekerja di berbagai perusahaan teknologi di Silicon Valley. Salah seorang di antaranya adalah Felix Halim, seorang Software Engineer di perusahaan Google.
“Yang kita ajarkan langsung adalah practice interview. Jadi lebih ke arah soft skill. Contohnya, waktu kita interview kan interviewer-nya nanya suatu permasalahan. Nah yang belum terbiasa itu biasanya diam, dan harusnya itu ga boleh. Mereka harus thinking out loud waktu interview, harus menjelaskan ada apa dipikirkan mereka saat menjawab pertanyaan,” jelas Felix.
Silicon Valley diisi oleh orang-orang terbaik dalam bidang programming, inovasi, dan ilmu komputer. Bekal magang meskipun hanya tiga bulan bisa bermanfaat bagi masa depan, kata Veni Johanna, seorang Software Engineer Quora yang menjadi mentor INDO2SV. Sewaktu kuliah di Universitas Stanford, Veni pernah magang di Facebook dan Square.
“Di sini orang-orang mempunyai kesempatan dan berkarya untuk membuat sesuatu yang mempunyai impact yang besar ke dunia. Misalnya kalau kamu menjadi intern di Facebook, maka project yang kamu lakukan sebagai intern bisa mempengaruhi milyaran orang yang menggunakan Facebook. Itu sesuatu yang sulit sekali di dapatkan di internship yang lain,” katanya.
Veni menambahkan di Silicon Valley pekerja magang diberi kesempatan mempunyai akuntabilitas dan tanggung jawab yang besar, yang membuat mereka semakin cepat belajar.
Tonton video: Anak magang seperti apa yang dicari Silicon Valley?