Menteri Luar Negeri Retno Marsudi dalam jumpa pers, Kamis (21/1) mengatakan Indonesia berharap pemerintahan baru Amerika Serikat akan mampu memperkuat kerjasama multilateral dalam menangani pandemi Covid-19.
Menurut Retno, semua negara di dunia diharapkan menjadi bagian dari solusi terhadap pandemi Covid-19.
"Indonesia mengharapkan kepemimpinan Amerika Serikat dapat memperkuat multilateralisme, termasuk menjadikan PBB lebih responsif dan efektif, dan juga dapat memperkuat kerja WHO di tengah tantangan pandemi yang luar biasa ini," kata Retno.
Selain itu kata Retno Indonesia juga berharap, Amerika dapat menjadi motor bagi terciptanya dunia yang lebih aman, damai, dan stabil. Tindakan dan solusi secara sepihak yang tidak sejalan dengan hukum internasional, menurutnya, perlu dihindari, sementara penyelesaian konflik secara damai harus senantiasa dikedepankan.
Indonesia juga mengharapkan kontribusi positif Amerika terhadap penyelesaian masalah Palestina-Israel yang berkeadilan sesuai resolusi PBB dan parameter internasional yang disepakati, termasuk solusi dua negara. Indonesia menyatakan siap mendukung Amerika dalam menciptakan perdamaian yang lestari dan inklusif di Afghanistan.
Di kawasan Asia Tenggara dan sekitarnya, Indonesia mengharapkan Amerika dapat meningkatkan kemitraan strategis dengan ASEAN serta memperkuat sentralitas ASEAN. Retno menegaskan kawasan Asia Tenggara dan sekitarnya, termasuk Laut Cina Selatan, akan tetap stabil dan damai jika semua negara menghormati hukum internasional, termasuk UNCLOS 1982.
Retno menjelaskan harapan ketiga terhadap Amerika adalah komitmen Amerika terhadap pembangunan tata ekonomi dunia yang kuat dan berkelanjutan. Indonesia mengharapkan Amerika dapat menjadi pendorong sistem perdagangan dunia yang terbuka, berkeadilan, dan saling menguntungkan.
Indonesia juga mengharapkan perhatian Amerika terfokus pada ekonomi ramah lingkungan dan pembangunan yang berkelanjutan, memerlukan semangat kolaborasi dan kepemimpinan global yang lebih kuat untuk mewujudkan dunia yang lebih baik. Dunia juga memerlukan multilateralisme yang kuat dan adil. Terkait hal tersebut, lanjut Retno, komitmen dan kontribusi Amerika sangat ditunggu oleh dunia.
Mengenai hubungan bilateral, Retno menekankan Amerika Serikat merupakan salah satu mitra strategis dan terpenting bagi Indonesia. Dia menambahkan Indonesia dan Amerika memiliki banyak kesamaan pandangan, termasuk demokrasi, kemajemukan, toleransi dan hak asasi manusia.
Retno merasa yakin kemitraan kedua negara di era Presiden Joe Biden akan lebih kokoh. Sebuah kemitraan, yang menurutnya, akan setara, saling menghormati, dan saling menguntungkan.
Indonesia berharap kerjasama ekonomi bilateral dengan Amerika akan semakin kokoh di bawah pemerintahan Biden, termasuk kemungkinan kedua negara menjalin perjanjian perdagangan terbatas. Indonesia mengharapkan pula peningkatan investasi Amerika, terutama di sektor infrastruktur, konektivitas, dan energi terbarukan.
Retno menambahkan isu prioritas bilateral dengan Amerika lainnya adalah kerjasama untuk memperkuat ketahanan kesehatan nasional, melalui pengembangan kemandirian industri, bahan baku obat, farmasi, alat kesehatan, kerjasama pengembangan riset dan teknologi kesehatan, serta pengembangan sistem peringatan dini di bidang kesehatan.
Pengamat Hubungan Internasional dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Nanto Sriyanto berharap pengalaman lapangan dan kemampuan diplomasi Biden akan membuka ruang dialog yang lebih konstruktif ketimbang sekadar unjuk kekuatan. Dialog ini bukan sekadar membahas isu keamanan tapi juga masalah ekonomi politik.
"Karena persoalan Laut Cina Selatan memang dominannya adalah tumpang tindih kedaulatan dan potensi ketidakpastian tatanan internasional karena ada klaim dari salah satu pihak yang tidak berlandaskan hukum internasional. Namun juga harus diakui lebih jauh dari itu adalah persoalan ekonomi politik," ujar Nanto.
Berkaitan dengan penanganan pandemi Covid-19, Nanto berharap akan kerjasama dalam pengembangan vaksin antara Indonesia dan AS. Dia meminta Biden menaruh kepercayaan pada lembaga multilateral, dalam hal ini WHO, yang mampu mengkoordinasikan segala upaya dalam penanganan pandemi Covid-19. [fw/ab]