Tautan-tautan Akses

Indonesia Gandeng LG Bangun Pabrik Baterai


Logo perusahaan LG Electronics di Goyang, Korea Selatan, 26 Oktober 2017. BUMN Indonesia Battery Corporation (IBC) menggandeng perusahaan dari Korea Selatan, LG, untuk membangun pabrik baterai untuk kendaraan listrik senilai $1,2 miliar. (Foto: AP)
Logo perusahaan LG Electronics di Goyang, Korea Selatan, 26 Oktober 2017. BUMN Indonesia Battery Corporation (IBC) menggandeng perusahaan dari Korea Selatan, LG, untuk membangun pabrik baterai untuk kendaraan listrik senilai $1,2 miliar. (Foto: AP)

Konsorsium Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Indonesia Battery Corporation (IBC) menggandeng perusahaan dari Korea Selatan, LG, untuk membangun pabrik baterai untuk kendaraan listrik senilai $1,2 miliar. Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia, Senin (24/5), mengatakan pabrik itu akan memiliki kapasitas 10 gigawatts hours (GWh).

Pabrik tersebut, yang merupakan bagian dari kesepakatan kendaraan listrik senilai $9,8 miliar antara LG dan Indonesia yang ditandatangani tahun lalu, akan dibangun di Bekasi.

Bahlil tidak menjelaskan secara detil mengenai waktu pelaksanaan, tetapi menekankan pabrik tersebut akan dibangun “dalam waktu dekat.”

“Pembangunan tahap pertama akan memiliki kapasitas produksi 10 GWh, yang nantinya akan digunakan untuk EV (kendaraan listrik -red) dari Hyundai,” tambahnya.

Menurut sebuah pernyataan, Kementerian Investasi mengatakan konsorsium LG terdiri dari unit LG yang berbeda, termasuk LG Chem, LG Energy Solution, LG International, dan produsen baja Korea Selatan POSCO dan perusahaan kobalt China, Huayou Holdings.

Seorang juru bicara LG Energy Solution, bagian produksi baterai perusahaan, tidak dapat segera berkomentar ketika dihubungi oleh Reuters.

Reuters melaporkan awal bulan ini bahwa LG Energy Solution sedang mencari cara untuk membangun sel baterai canggih untuk pembuat EV AS Tesla Inc pada 2023 dan sedang mempertimbangkan lokasi produksi potensial di Amerika Serikat dan Eropa.

Sementara itu, pemerintah memiliki rencana ambisius untuk mulai memproses pasokan bijih nikel lateritnya yang digunakan dalam baterai lithium. Pemerintah menargetkan Indonesia menjadi pusat global untuk memproduksi dan mengekspor kendaraan listrik.

Indonesia menargetkan untuk memproduksi baterai senilai 140 GWh pada tahun 2030. [ah/au/ft]

Recommended

XS
SM
MD
LG