Tautan-tautan Akses

Indonesia Terima Sumbangan Kapal Perang Korsel Meski Ada Kekhawatiran Soal Biaya Perawatan


Sejumlah perwira TNI Angkatan Laut berdiri di dek KRI Bung Karno-369 dalam latihan bersama Multilateral Naval Exercise Komodo (MNEK) 2023 di Laut Makassar, Sulawesi Selatan, 5 Juni 2023. (Foto: M Risyal Hidayat/Antara Foto via Reuters)
Sejumlah perwira TNI Angkatan Laut berdiri di dek KRI Bung Karno-369 dalam latihan bersama Multilateral Naval Exercise Komodo (MNEK) 2023 di Laut Makassar, Sulawesi Selatan, 5 Juni 2023. (Foto: M Risyal Hidayat/Antara Foto via Reuters)

Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI pada Kamis (6/6) menyetujui proposal untuk menerima sumbangan korvet dari Korea Selatan untuk Tentara Nasional Indonesia (TNI) Angkatan Laut, meskipun ada kekhawatiran dari Komisi I bahwa kapal tua tersebut membutuhkan biaya pemeliharaan sekitar $85 juta.

Menteri Pertahanan dan presiden terpilih, Prabowo Subianto, telah berupaya meningkatkan perangkat keras militer Indonesia yang sudah tua dan menghabiskan miliaran dolar untuk membeli jet-jet dan kapal-kapal selam baru. Indonesia telah lama tertinggal dari negara-negara lain di kawasan dalam hal belanja pertahanan sebagai bagian dari produk domestik brutonya.

Namun keputusan Prabowo untuk membeli perangkat keras bekas mendapat penolakan, sehingga mendorong kementeriannya membatalkan rencana membeli jet-jet tempur bekas dari Qatar yang dikritik karena terlalu tua.

Korvet Bucheon 773 berusia 36 tahun, yang memiliki panjang 88,3 meter, akan meningkatkan kemampuan militer Indonesia. Namun, TNI AL perlu mengeluarkan $85 juta untuk pemeliharaan dan biaya tambahan lainnya sebelum dapat beroperasi, kata Wakil Menteri Pertahanan Herindra kepada DPR.

“Idealnya kita membeli yang baru tapi itu akan memakan waktu lama… Ini lebih baik daripada kita tidak punya apa-apa sama sekali,” katanya, seraya menambahkan kapal itu bisa digunakan untuk 10-15 tahun ke depan dan model baru akan membutuhkan biaya $300 juta hingga $500 juta.

Sebagian besar anggota komisi DPR yang mengawasi masalah pertahanan mempertanyakan apakah hibah tersebut akan bermanfaat.

“Apakah kapal itu akan memperkuat angkatan laut atau hanya membebani mereka?” kata anggota komisi TB Hasanuddin.

Hibah tersebut diberikan setelah Indonesia dan Korea Selatan menyelesaikan perselisihan mengenai pendanaan untuk proyek jet tempur gabungan KF-21 senilai setidaknya $6 miliar. [ab/uh]

Forum

Recommended

XS
SM
MD
LG