Indonesia mengalahkan Maladewa dalam satu-satunya pemilihan untuk memperebutkan kursi di Dewan Keamanan PBB mulai 1 Januari mendatang, dan akan bergabung dengan badan paling berpengaruh di PBB itu bersama-sama dengan Jerman, Belgia, Afrika Selatan dan Republik Dominika, untuk periode tahun 2019-2020.
Presiden Majelis Umum PBB, Miroslav Lajcak mengumumkan hasil pemungutan suara yang berlangsung secara rahasia itu hari Jumat (8/6).
Empat negara lainnya yang mencalonkan diri tanpa lawan di Majelis Umum yang beranggotakan 193 negara itu masing-masing menerima lebih dari 180 suara. Dari 190 negara anggota yang hadir dalam Sidang majelis Umum PBB untuk menetapkan Anggota Tidak Tetap Dewan Keamanan PBB melalui voting (pemungutan suara), Indonesia meraih 144 suara mengalahkan Maladewa yang meraih 46 suara. Dukungan ini melebihi 2/3 anggota PBB.
Menteri Luar Negeri RI, Retno Marsudi, yang menggelar konferensi pers seusai penetapan tersebut di ruang utama General Assembly Hall, Markas Besar PBB, New York, antara lain menyatakan, terpilihnya Indonesia merupakan hasil kerja keras seluruh komponen bangsa, khususnya para Diplomat Indonesia.
"Langkah Indonesia untuk menjadi Anggota Tidak Tetap Dewan Keamanan PBB adalah wujud dari prioritas polugri Indonesia, yaitu meningkatkan peran Indonesia di tingkat global," kata Menlu Retno Marsudi.
Menurut Menteri Retno, dua hari menjelang pemilihan, tim kampanye pencalonan Indonesia telah melakukan pertemuan dengan hampir semua anggota PBB. "Saya sendiri telah melakukan lebih dari 40 pertemuan pada tingkat Menlu dan Duta Besar," imbuhnya.
Salah satu hal yang menonjol yang disampaikan negara-negara anggota PBB untuk mendukung Indonesia adalah rekam jejak diplomasi dan kontribusi nyata Indonesia bagi perdamaian, kemanusiaan dan kesejahteraan di kawasan dan global.
"Jelas sekali bahwa masyarakat internasional sangat menghargai rekam jejak Indonesia, dan melihat demokrasi dan toleransii di Indonesia sebagai aset untuk Indonesia (agar) dapat berperan aktif di Dewan Keamanan PBB," jelas Menteri Retno Marsudi.
Lebih lanjut dijelaskan dalam pernyataannya, Menlu RI Retno Marsudi memaparkan empat fokus Indonesia sebagai Anggota Tidak Tetap Dewan Keamanan PBB. "Pertama, memperkuat ekosistem perdamaian dan stabilitas global. Indonesia akan mendorong budaya "habit of dialogue" dalam penyelesaian konflik. Indonesia juga meningkatkan kapasitas pasukan perdamaian PBB, termasuk peran perempuan," sebutnya.
"Kedua, Indonesia juga akan berupaya meningkatkan sinergi antara organisasi di kawasan dengan DK PBB dalam menjaga perdamaian. Ketiga, dalam menghadapi tantangan bersama masyarakat Internasional dari terorisme dan ekstremisme, Indonesia akan mendorong terbentuknya global comprehensive approach untuk memerangi terorisme, radikalisme dan esktrimisme," jelas Menteri Retno Marsudi.
"Keempat, Indonesia juga akan mendorong kemitraan global agar tercapai sinergi antara penciptaan perdamaian, keamanan dan kegiatan pembangunan berkelanjutan. Kemitraan Global yang kuat dalam menciptakan perdamaian, keamanan dan stabilitas, tentunya akan berkontribusi pencapaian agenda pembangunan PBB 2030," sebutnya.
Selain itu, Menlu Retno Marsudi juga menegaskan bahwa isu Palestina, akan tetap menjadi perhatian Indonesia, selama menjadi Anggota Tidak Tetap Dewan Keamanan PBB.
Dewan Keamanan memiliki lima anggota tetap dan 10 anggota yang dipilih majelis untuk masa jabatan dua tahun. Lima negara dipilih sebagai anggota tidak tetap setiap tahun.
Memenangkan kursi di Dewan Keamanan merupakan puncak pencapaian bagi banyak negara, karena hal ini memberi mereka suara yang kuat dalam banyak hal yang terkait dengan perdamaian dan keamanan internasional. [uh/es]