Tas desainer, pakaian bermerk dan obat resep tiruan dijual dan dapat ditemukan di seluruh dunia. Para penyelidik mengatakan bahwa ini adalah bisnis yang lebih besar daripada perdagangan narkoba ilegal. Kepolisian AS mengatakan bahwa ketika para konsumen membeli barang palsu, ada kemungkinan mereka berkontribusi mendanai aksi kejahatan lain.
Banyak barang palsu yang berasal dari wilayah Pasifik yang masuk ke Amerika Serikat melalui Los Angeles. Barang-barang dengan harga terjangkau tersebut menyerbu pusat kota Los Angeles, terutama Santee Alley, yang dikenal sebagai surge barang palsu. Pakaian, kacamata hitam, jam tangan dan mainan memadati toko-toko kecil di setiap blok daerah tersebut.
Anita Grey telah bertahun-tahun belanja di Santee Alley. Ia mengatakan ia tidak akan pernah membeli produk desainer tiruan, tapi ia sering melihat barang-barang tersebut dijual di daerah itu.
“Tapi sekarang barang-barang tersebut tidak ada lagi,” ujar Grey.
Penyelidik polisi setempat Kris Buckner mengatakan bahwa polisi telah sering sekali merazia toko-toko yang menjual barang desainer palsu sehingga para penjual menjadi lebih berhati-hati.
“Mereka akan menawarkan Anda barang-barang tersebut dan membawa Anda ke gudang,” ujar Buckner.
Selama 15 tahun terakhir, Buckner telah menelusuri orang-orang yang menjual dan memproduksi barang tiruan. Menurutnya, masalah tersebut tidak hanya ada di pusat kota Los Angeles.
“Anda harus melihat pasar global,” ujarnya. “Diperkirakan 10 persen barang yang Anda lihat di luar sana merupakan barang tiruan.”
Buckner menjelaskan bahwa bisnis barang tiruan diperkirakan bernilai US$500 miliar per tahun, atau lebih besar daripada perdagangan narkoba, dan bisnis ini terkait dengan komplotan-komplotan jalanan dan organisasi kejahatan internasional.
“Ada dari kelompok-kelompok tersebut yang memiliki hubungan dengan Hezbollah, Muslim Brotherhood dan Hamas yang terlibat dalam bisnis ini. Bisnis ini adalah kesempatan emas bagi kelompok-kelompok ini untuk menghasilkan uang,” ujar Buckner.
Ia menambahkan bahwa para kriminal ini seringkali membuat barang tiruan di Amerika Serikat dengan skema bawah tanah, mempekerjakan buruh berupah rendah yang tidak diperlakukan secara manusiawi.
“Mereka akan menyelundupkan orang yang tidak memiliki dokumen ke Amerika Serikat dan memaksa mereka bekerja dalam situasi seperti ini sampai mereka bisa membayar biaya kedatangan mereka ke negara ini,” jeas Buckner.
Deborah Greaves yang bekerja untuk produser jins desainer True Religion mengingatkan orang-orang untuk tidak membeli barang tiruan di Internet.
“Salah satu ancaman terbesar yang harus diwaspadai adalah bahwa bahwa para penjual ini tidak hanya menawarkan barang tiruan, namun juga menyaring informasi pribadi Anda,” ujar Greaves. “Mereka memiliki data kartu kredit dan alamat Anda. Mereka memiliki semuanya yang mereka perlukan untuk mencuri dari Anda.”
Di Pelabuhan Los Angeles, polisi menyita tas, baju, obat resep, peralatan dan rokok tiruan. Para penyelidik polisi mengatakan bahwa sejumlah besar barang desainer tiruan dan curian datang dari Tiongkok melalui pelabuhan-pelabuhan di seluruh Amerika Serikat, diselundupkan dalam peti kemas. Polisi mengatakan bahwa dalam kompleks Pelabuhan Los Angeles saja, lebih dari 14 juta peti kemas datang tiap tahun, namun mereka hanya dapat memerika kurang dari 1 persen diantaranya.
Greaves melatih petugas penegak hukum membedakan antara jins True Religion yang asli dan tiruan.
“Material [barang tiruan] lebih kasar dan jahitannya tidak begitu rapi,” katanya.
Di samping perbedaan kualitas, beberapa produk tiruan ini juga berbahaya, ujar Komandan Todd Rogers dari Los Angeles County Sheriff’s Department.
“Tidak jelas apa yang dikandung dalam rokok tiruan. Yang saya tahu pernah ditemukan tinja dalam produk-produk rokok ini,” kata Rogers.
Polisi menjelaskan bahwa untuk membedakan antara produk otentik dan tiruan, lihat saja di mana barang-barang tersebut dijual. Jika harganya terlihat terlalu bagus, kemungkinan besar barang tersebut tidak asli.
Banyak barang palsu yang berasal dari wilayah Pasifik yang masuk ke Amerika Serikat melalui Los Angeles. Barang-barang dengan harga terjangkau tersebut menyerbu pusat kota Los Angeles, terutama Santee Alley, yang dikenal sebagai surge barang palsu. Pakaian, kacamata hitam, jam tangan dan mainan memadati toko-toko kecil di setiap blok daerah tersebut.
Anita Grey telah bertahun-tahun belanja di Santee Alley. Ia mengatakan ia tidak akan pernah membeli produk desainer tiruan, tapi ia sering melihat barang-barang tersebut dijual di daerah itu.
“Tapi sekarang barang-barang tersebut tidak ada lagi,” ujar Grey.
Penyelidik polisi setempat Kris Buckner mengatakan bahwa polisi telah sering sekali merazia toko-toko yang menjual barang desainer palsu sehingga para penjual menjadi lebih berhati-hati.
“Mereka akan menawarkan Anda barang-barang tersebut dan membawa Anda ke gudang,” ujar Buckner.
Selama 15 tahun terakhir, Buckner telah menelusuri orang-orang yang menjual dan memproduksi barang tiruan. Menurutnya, masalah tersebut tidak hanya ada di pusat kota Los Angeles.
“Anda harus melihat pasar global,” ujarnya. “Diperkirakan 10 persen barang yang Anda lihat di luar sana merupakan barang tiruan.”
Buckner menjelaskan bahwa bisnis barang tiruan diperkirakan bernilai US$500 miliar per tahun, atau lebih besar daripada perdagangan narkoba, dan bisnis ini terkait dengan komplotan-komplotan jalanan dan organisasi kejahatan internasional.
“Ada dari kelompok-kelompok tersebut yang memiliki hubungan dengan Hezbollah, Muslim Brotherhood dan Hamas yang terlibat dalam bisnis ini. Bisnis ini adalah kesempatan emas bagi kelompok-kelompok ini untuk menghasilkan uang,” ujar Buckner.
Ia menambahkan bahwa para kriminal ini seringkali membuat barang tiruan di Amerika Serikat dengan skema bawah tanah, mempekerjakan buruh berupah rendah yang tidak diperlakukan secara manusiawi.
“Mereka akan menyelundupkan orang yang tidak memiliki dokumen ke Amerika Serikat dan memaksa mereka bekerja dalam situasi seperti ini sampai mereka bisa membayar biaya kedatangan mereka ke negara ini,” jeas Buckner.
Deborah Greaves yang bekerja untuk produser jins desainer True Religion mengingatkan orang-orang untuk tidak membeli barang tiruan di Internet.
“Salah satu ancaman terbesar yang harus diwaspadai adalah bahwa bahwa para penjual ini tidak hanya menawarkan barang tiruan, namun juga menyaring informasi pribadi Anda,” ujar Greaves. “Mereka memiliki data kartu kredit dan alamat Anda. Mereka memiliki semuanya yang mereka perlukan untuk mencuri dari Anda.”
Di Pelabuhan Los Angeles, polisi menyita tas, baju, obat resep, peralatan dan rokok tiruan. Para penyelidik polisi mengatakan bahwa sejumlah besar barang desainer tiruan dan curian datang dari Tiongkok melalui pelabuhan-pelabuhan di seluruh Amerika Serikat, diselundupkan dalam peti kemas. Polisi mengatakan bahwa dalam kompleks Pelabuhan Los Angeles saja, lebih dari 14 juta peti kemas datang tiap tahun, namun mereka hanya dapat memerika kurang dari 1 persen diantaranya.
Greaves melatih petugas penegak hukum membedakan antara jins True Religion yang asli dan tiruan.
“Material [barang tiruan] lebih kasar dan jahitannya tidak begitu rapi,” katanya.
Di samping perbedaan kualitas, beberapa produk tiruan ini juga berbahaya, ujar Komandan Todd Rogers dari Los Angeles County Sheriff’s Department.
“Tidak jelas apa yang dikandung dalam rokok tiruan. Yang saya tahu pernah ditemukan tinja dalam produk-produk rokok ini,” kata Rogers.
Polisi menjelaskan bahwa untuk membedakan antara produk otentik dan tiruan, lihat saja di mana barang-barang tersebut dijual. Jika harganya terlihat terlalu bagus, kemungkinan besar barang tersebut tidak asli.