Para pejabat kesehatan Jerman, Jumat (5/2) mencatat tanda positif dalam perang melawan pandemi virus corona di negara itu, sementara varian virus itu masih menimbulkan kekhawatiran.
Menteri Kesehatan Jerman Jens Spahn yang memimpin keterangan pers di Berlin, mengatakan, meskipun tidak serendah seperti yang diinginkan, jumlah kasus COVID-19 di Jerman turun, berkurang menjadi di bawah 200 ribu untuk pertama kalinya sejak November. Per hari Jumat, tingkat infeksi juga telah turun di bawah 80 per 100 ribu orang untuk pertama kalinya sejak akhir Oktober.
Spahn juga mengatakan per Jumat, hampir 80 persen penghuni rumah jompo di Jerman telah menerima sedikitnya satu dosis vaksin, dan hampir setengahnya telah menerima dosis kedua.
Ia mengatakan mulai Jumat, Jerman akan menerima kiriman gelombang pertama vaksin AstraZeneca, dengan 1,7 juta dosis diperkirakan tiba pada 19 Februari. Namun, kata Spahn, vaksin AstraZeneca hanya akan diberikan kepada orang-orang berusia di bawah 65 tahun, karena para pejabat kesehatan meyakini data belum mencukupi mengenai efektivitasnya bagi mereka yang berusia lebih lanjut.
Klaus Cichutek, kepala regulator obat Jerman, The Paul Ehrlich Institute, mengatakan, vaksin AstraZeneca digunakan bersama-sama dengan vaksin lain yang tersedia, yang akan membuat Jerman mampu melakukan vaksinasi ke lebih banyak orang dengan lebih cepat.
Tetapi presiden Robert Koch Institute Lothar Wieler mengungkapkan kehati-hatian terkait galur varian COVID-19 yang sekarang ini ada di Jerman, terutama varian yang awalnya ditemukan di Inggris. Wieler mengatakan bahwa meskipun galur tersebut belum dominan di Jerman, negara tersebut mengantisipasi kehadiran varian tersebut dan semua varian lainnya akan meningkatkan infeksi di sana.
Wieler mengatakan, “Berbagai varian itu menjadi penguat virus. Karena itu kita harus mencegah penyebarannya.” Ia mengatakan itu sebabnya perlu bertindak hati-hati dalam melonggarkan restriksi terkait COVID-19, seperti di tempat-tempat penitipan anak dan sekolah-sekolah. [uh/ab]