Inflasi untuk bulan Juli menyentuh titik tertinggi sejauh ini untuk 2010. Laporan Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan inflasi sepanjang Juli sebesar 1,57 persen. Menurut Kepala BPS Rusman Heriawan, hal ini disebabkan masih tingginya harga berbagai barang kebutuhan masyarakat, terutama beras dan cabai merah. Namun ditambahkannya, inflasi tinggi ini tidak hanya merupakan fenomena yang unik, hanya di Indonesia.
“Ini juga sangat dirasakan oleh negara-negara lain di dunia. Kenapa inflasi bisa tinggi dialami berlaku hampir semua dunia? Kita sedang mengalami hal yang sama yaitu recovery ekonomi, yang kemudian menimbulkan gairah untuk mengkonsumsi lebih banyak lagi, untuk mendorong perekonomian negaranya masing-masing. Tentu apapun dilakukan untuk belanja,” jelas Rusman.
Sejak Januari hingga Juli, inflasi sudah mencapai angka 4,02 persen. Menurut Rusman Heriawan, kemungkinan sulit bagi pemerintah untuk menekan angka inflasi sesuai target 2010 ini, yaitu sekitar 5,3 persen.
Menurutnya, masih ada ruang bagi inflasi untuk bertumbuh sebesar 1,3 persen. Target 5,3 persen, menurut Rusman, hanya dapat dicapai dengan pengendalian harga bahan pokok yang luar biasa.
Ketidakseimbangan antara penawaran dan permintaan, menurut ekonom, terjadi karena menumpuknya berbagai barang kebutuhan hanya di tempat-tempat tertentu dan tidak terdistribusi dengan baik. Oleh karena itu, menurut pengamat ekonomi dari CSIS, Pande Radja Silalahi, mengatakan penting artinya bagi pemerintah untuk memperbaiki infrastruktur sampai ke desa-desa. Menurutnya, ini dapat menjadi kunci untuk menekan inflasi.
Ini dapat dilakukan, menurut Pande Radja, dengan memperlancar arus barang dan jasa, memperbaiki jalan ke sentra-sentra produksi, mempersingkat pengangkutan dari sentra-sentra produksi ke konsumen. "Jadi, walaupun sedikit yang diproduksi dan dipasarkan, tapi karena bisa menghemat biaya transportasi maka ada kemungkinan tingkat inflasi bisa lebih terkendali,” ungkap Pande Radja.
Pande Radja tidak mengkhawatirkan dampak negatif inflasi pada target makro ekonomi, seperti pertumbuhan ekonomi. Menurutnya, yang terpenting adalah dampak langsung inflasi pada masyarakat terutama masyarakat kurang mampu. Ia menegaskan, apalah artinya jika inflasi rendah tetapi angka kemiskinan tetap tinggi.
“Bagaimana supaya inflasi memihak kepada rakyat? Dengan transportasi yang baik, si petani bisa langsung menjual ke pasar,” jelas Pande Silalahi.
BPS memperkirakan angka inflasi di bulan-bulan mendatang tetap tinggi karena adanya hari-hari besar yaitu Ramadhan, Idul Fitri, Natal dan Tahun Baru.