Kremlin, Minggu (18/12), mengatakan pihak berwenang menggagalkan rencana ISIS untuk melancarkan serangkaian pemboman di St. Petersburg setelah mendapat informasi dari Badan Intelijen Pusat Amerika (CIA).
Moscow mengatakan Presiden Rusia Vladimir Putin menelepon Presiden Amerika Donald Trump untuk menyampaikan terima kasih atas informasi CIA itu. Gedung Putih membenarkan pembicaraan via telepon tersebut.
Rusia mengatakan, informasi intelijen itu cukup signifikan bagi Federal Security Service guna melacak tujuh tersangka pekan lalu yang merencanakan serangan bom bunuh diri pada Sabtu (16/12), terhadap Katedral Kazan yang berusia 200 tahun, dan tempat-tempat lain di kota terbesar kedua di Rusia. Tiga orang lagi ditangkap pada Minggu. Menurut pihak berwenang, mereka terkait rencana serangan tersebut.
Pihak berwenang menyita sejumlah besar bahan peledak untuk membuat bom rakitan, senapan otomatis, amunisi dan literatur ekstremis.
Moscow mengatakan Putin meminta Trump menyampaikan rasa terima kasihnya kepada CIA dan bahwa Rusia kelak akan berbagi informasi yang didapat mengenai kemungkinan serangan teroris di Amerika, seperti yang dikatakannya pada masa lalu.
Gedung Putih mengatakan Trump dan Putin sepakat berbagi informasi intelijen "adalah contoh positif yang bisa terjadi kalau kita saling bekerja sama."
Percakapan telepon antara kedua pemimpin pada Minggu itu adalah yang kedua dalam empat hari dan dilakukan ketika hubungan Amerika-Rusia pada titik yang berseberangan.[ka]